Pertanian di Bali Masih Menjanjikan

(Baliekbis.com), Meski luas areal terus menyusut disertai makin menurunnya generasi muda yang mau terjun ke sector pertanian namun Bali sesungguhnya masih menyimpan potensi cukup besar untuk pengembangan sektor ini. ”Dengan pola intensifikasi, pertanian masih bisa memberikan hasil yang bagus untuk meningkatkan kesejahteraan petaninya,” ujar Dr. H. Nurianto RS, S.H., M.H., M.M., praktisi pertanian sekaligus owner PT. Talitha Cahaya  Riau Utami yang bergerak di bidang penyaluran pupuk  saat ditemui disela-sela acara Buka Puasa Bersama di Rumah Makan SAS (Soto Ayam Surabaya), Rabu (7/6/2017).

Didampingi sejumlah stafnya, Nurianto yang sehari-hari aktif sebagai dosen dan pengurus KONI Bali ini menegaskan kalau sektor pertanian dikelola dengan baik akan mampu memberikan  hasil yang menjanjikan. “Persoalannya saat ini sebagian besar petani masih sebagai penggarap dan penerapan intensifikasi khususnya penggunaan teknologi belum maksimal,” jelasnya. Produk petani juga kerap tak terserap pasar dengan baik sehingga petani jadi rugi karena tak laku menjual hasil panennya. “Mestinya masalah pasar ini bisa teratasi. Jadi petani bisa lebih konsen di produksi,”jelasnya.  Dengan keterbatasan lahan, menurut Nurianto upaya intensifikasi sebenarnya sangat membantu dalam meningkatkan produksi baik kuantitas maupun kualitas.

 

Dr. H. Nurianto RS, S.H., M.H., M.M.,

Ia mencontohkan penggunaan pupuk yang tepat dan berkualitas akan mampu meningkatkan produksi petani. Namun sayangnya penggunaan pupuk ini belum serentak diterapkan terutama pupuk organic yang sangat membantu menjaga kesuburan dan struktur tanah. “Sekarang ini karena tingginya penggunaan pupuk kimia menyebabkan tanah jadi rusak dan miskin unsur hara,” jelasnya. Bahkan banyak mikroba yang berguna untuk menyuburkan tanah menghilang dari dalam tanah. Kalau pun saat ini diakui petani mulai beralih ke pupuk organic namun jumlahnya masih terbatas. Itu pun kualitas pupuk organiknya belum maksimal, dalam artian yang mengandung mikroba yang membantu menyuburkan tanah terkadang minim. Sehingga fungsi pupuk tidak maksimal. Diingatkan Nurianto, penggunaan pupuk organic harus diperhatikan terutama kualitasnya. Karena tak semua pupuk organik kandungannya unsur haranya memadai untuk tanaman.

Dalam hal teknologi menurut Nurianto menjadi hal penting di masa mendatang. Di beberapa Negara Asean, petani selain menjual produknya dalam bentuk utuh, juga sebagian sudah diolah. Seperti buah jeruk, petani bisa menjualnya setelah menjadi jus yang dikemas sedemikian rupa. Teknologi penyimpanan juga perlu dipikirkan sehingga bisa bertahan lebih lama. Sebab umumnya produk petani daya simpannya pendek. (bas)