Perseden Sorot Wasit Widi Asmara

(Baliekbis.com), Mendung kelabu di tengah gerimis, mengiringi duka lara para pemain, pelatih, ofisial dan para suporter Perseden di Stadion Dipta Gianyar, Minggu (6/8/2017). Laskar Catur Muka (julukan tim kebanggaan masyarakat Denpasar) ini terluka setelah dipecundangi tim debutan Persekaba Bali 3-4 secara dramatis lewat adu drama penalti.

Air mata Made ‘Muchin’ Antha Wijaya dan kawan-kawan pun tumpah. Sementara para ofisial sibuk membangkitkan para pemain, termasuk Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara turun dari tribun bersama Ketua Umum KONI Denpasar IB. Toni Astawa, untuk menenangkan para pemain agar tak larut dalam kesedihan. ”Inilah olahraga, ada kesedihan saat kita gagal dan ada kegembiraan saat kita berhasil,” kata Jaya Negara. Tapi, pria yang akrab disapa Gung Jaya ini menolak mengomentari soal wasit Adi Asmara yang disebut-sebut sebagai biang kerok tersingkirnya Perseden. ”Soal wasit, biarkan penonton yang menilai. Pastinya, anak-anak Perseden kurang beruntung pada final ini,” imbuhnya.

Di sisi lain, Pelatih Perseden AA. Bramastra tampak tak bisa menyembunyikan kekecewaannya dengan kepemimpin Wasit Widi Asmara, yang dinilai sangat merugikan timnya. ”Kami bukan mencari-cari alasan atas kekalahan ini. Kedua tim masin bagus, tetapi sayang dirusak kepemimpinan wasit,” tegas pria yang akrab disapa Gung Bram ini. ”Di babak awal, wasit sudah ragu ragu setiap mengambil keputusan, beberapa pemain lawan melakukan permainan keras menjurus kasar dibiarkan begitu saja. Sampai kami protes ke meja panitia, juga tetap terjadi begitu,” keluhnya lagi. Hal senada juga dilontarkan manajer Tim Perseden, IGAN Anom Jaksa Saputra. Dia bahkan menilai, di babak pertama seharusnya ada pemain Persekaba terkena kartu merah karena beberapa kali melakukan pelanggaran keras, tetapi tak dapat respon wasit. ”Saya ucapkan selamat untuk Persekaba Bali, semoga sukses dalam pertandingan selanjutnya,” kata Anom Jaksa. Ketua Umum Perseden yang juga Ketum Askot PSSI Denpasar, Eko Supriadi pun kecewa dengan kegagalan timnya. ”Kalah menang dalam pertandingan sepakbola, hal biasa terjadi. Tetapi kekalahan karena faktor nonteknis ini yang tidak bisa kami terima,” tegasnya. (ibg)