Perluas Pasar, CIK: Petani Perlu Pendampingan Tingkatkan Kualitas Produk

(Baliekbis.com), Potensi pertanian Bali sangat besar. Pasarnya juga terbuka luas baik lokal maupun ekspor. “Cuma penyerapan  produk petani oleh buyer belum maksimal karena terkait faktor kualitas dan kontinyuitas,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Causa Iman Karana, Selasa (22/1) saat ditemui di kawasan Gajah Mada Denpasar.

Padahal menurut CIK begitu kerap ia disapa, produk pertanian Bali sangat bagus bahkan sudah banyak yang menembus pasar ekspor. Seperti kopi, manggis dan produk lainnya. Ke depan untuk memperluas pasar agar produk petani bisa lebih maksimal terserap, perlu ada pendampingan bagi petani terutama menyangkut peningkatan kualitas. 

“Sebab buyer khususnya hotel, restoran dan supermarket sangat memperhatikan faktor kualitas ini. Kalau kualitas bisa sesuai standar kebutuhan, petani tinggal memenuhi kuantitasnya,” jelas CIK.

Petani tambahnya perlu didukung secara holistik mulai dari pembibitan hingga pascapanen sehingga menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar. “Saya kira ini yang perlu menjadi perhatian dan ditingkatkan. BI sendiri sudah melakukan pembinaan melalui klaster-klaster sesuai potensi yang ada. Dan hasilnya bagus. Sekarang tinggal diperluas lagi,” jelas CIK yang kerap bertemu dengan petani ini.

Apalagi secara regulasi, adanya Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Lokal sebenarnya sangat membuka peluang mengangkat produk lokal. Oleh karena itu Pergub ini perlu didukung semua pihak. 

Selain memberikan kepastian pemasaran, juga harga jual terhadap produk pertanian, perikanan dan industri lokal Bali.  Pergub ini juga mengatur tata niaga produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali yang berpihak kepada masyarakat Bali. 

CIK juga melihat pasar lokal sangat potensial. Seperti halnya di kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar yang dinilai sangat strategis. Ia melihat turis dan anak muda banyak datang ke kawasan ini meski hanya menikmati kopi. 

“Ini kan peluang, jadi bisa dikembangkan pula produk lokal lainnya di kawasan heritage ini,” ujarnya. Soal permodalan,  menurutnya dengan adanya Jamkrida (Jaminan Kredit Daerah) dan bank daerah (BPD), masalah modal bisa diatasi. (bas)