Perkuat Ekosistem Musik Tradisi Indonesia, Kemendikbudristek Gelar Festival Musik Tradisi Indonesia

(Baliekbis.com), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) 2021 sebagai upaya dalam memperkuat ekosistem musik tradisi Indonesia. Tahun ini perhelatan FMTI difokuskan di tiga lokasi yang di antaranya menjadi Destinasi Super Prioritas sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo. FMTI 2021 digelar di tiga tempat, yaitu Danau Toba, Labuan Bajo, dan Tidore dengan mengangkat tema “Musik Sakral”.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan, festival yang berkolaborasi dengan musisi tradisi dan penggiat budaya lokal ini menjadi wujud hadirnya kementerian dalam mengembangkan ekosistem musik tradisi dan membangun kecintaan generasi muda identitas budayanya.

“Untuk menghidupkan kecintaan masyarakat luas terhadap jati diri bangsa, kami menyelenggarakan Festival Musik Tradisi Indonesia. Musik tradisi sebagai identitas harus selalu kita kembangkan dengan baik agar generasi penerus tidak lupa dengan akar budayanya,” ujar Menteri Nadiem, Senin (25/10/2021). Mas Menteri menilai semangat para penggiat musik tradisi dalam memajukan musik tradisi di daerahnya masing-masing akan mendukung upaya pemajuan kebudayaan Indonesia.

FMTI di Danau Toba sudah memilih 12 komposer musik tradisi Toba yang akan mengaktualisasi karya mereka dalam bentuk klip video, festival daring, serta perekaman lagu untuk kemudian ditayangkan di platform digital, seperti Spotify dan Joox. Rangkaian FMTI di Danau Toba dimulai pada 21 Agustus 2021 hingga acara puncak pada 26 Oktober 2021. Mendikbudristek Nadiem Makarim akan menghadiri acara puncak FMTI Danau Toba sebagai wujud komitmen dan dukungan atas upaya penguatan ekosistem musik tradisi.

Kemudian untuk FMTI di Labuan Bajo baru dimulai tahap pemilihan 10 komposer musik NTT terbaik yang karyanya juga akan diaransemen dan direkam dalam bentuk video dokumenter dan lagu, serta mengikuti seminar dan festival musik “Pesta Bunyi Flabomora”. Rangkaian FMTI 2021 Labuan Bajo berlangsung pada 19 Oktober 2021 hingga 14 November 2021.

Sementara itu perhelatan FMTI di Pulau Tidore rencananya baru akan dilaksanakan pada November 2021 dalam bentuk pertunjukan musik tradisi di empat kesultanan Maluku Utara yang juga akan diabadikan dalam rekaman.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, meski digelar di tiga tempat berbeda, FMTI ini tetap menjadi simfoni yang meramaikan semangat musik tradisi Indonesia. Karena selain untuk melindungi dan mengembangkan kesenian tradisional, dukungan untuk musik tradisi juga diharapkan dapat membangun narasi budaya dan turisme bagi destinasi prioritas Indonesia.

“Dengan kolaborasi dan pemberdayaan bersama berbagai organisasi dan komunitas budaya, kita juga ingin meningkatkan kapasitas SDM di bidang musik tradisi di lokasi pelaksanaan FMTI,” ujar Hilmar.

Sementara itu, Penggiat Budaya Batak, Ojax Manalu yang juga ikut merancang acara FMTI berharap nilai wisata alam dan budaya di Kawasan Danau Toba bisa terbina lewat acara ini. “Sehingga kita bisa melihat lebih banyak lagi local champion baru di Destinasi Super Prioritas ini,” kata Ojax. Dengan begitu, pagelaran FMTI dapat memperkuat nilai budaya pada generasi penerus di Kawasan Danau Toba dan membangun sebuah rasa kebanggaan dan rasa optimisme antara masyarakat yang bermukim di Kawasan Danau Toba.

Komposer musik yang juga ikut terlibat dalam FMTI di Danau Toba, Hendri Perangin Angin menyebut bahwa FMTI menjadi acara dari Kemendikbudristek yang selalu dinanti-nantikan para penggiat musik tradisi.

“FMTI ini menjadi acara yang kita nanti-nantikan di Sumatra Utara karena akan menambah semangat untuk komposer dan musisi kita,” imbuhnya.

Sementara itu Seniman Musik Karo, Darwan Tarigan menyampaikan harapannya agar anak muda harus selalu menjaga kesenian di Danau Toba. “Anak muda jangan malu untuk memainkan alat musik tradisional agar kesenian kita bisa terus berkembang dan tidak akan hilang,” kata Darwan. (ist)