Peringati Hari Sumpah Pemuda, Undiksha Gelar Webinar “Indonesia Bangkit: Menjadi Pemuda Tangguh dan Berkarakter”

(Baliekbis.com), Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memperingati hari Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020). Peringatan dilakukan dengan cara berbeda dari sebelumnya, yaitu tidak lagi dengan apel, namun diisi dengan webinar. Acara ini menghadirkan Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Dr. AAGN Ari Dwipayana, M.A., sebagai narasumber.

Webinar dengan peserta umum ini mengusung tema “Indonesia Bangkit: Menjadi Pemuda Tangguh dan Berkarakter”. Rektor Undiksha dalam sambutannya menyampaikan tema webinar hari ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan peran Undiksha sebagai institusi akademik.

Undiksha memiliki tanggung jawab moral dalam menghasilkan SDM yang unggul dan berkarakter seperti motto Undiksha “Dharmaning sajjana umerdhyaken widyaguna”, yaitu orang bijaksana adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan pekerti. Undiksha sebagai salah satu institusi akademik tidak ingin hanya membekali anak-anaknya dengan kompetensi sesuai bidang keilmuannya. Namun juga ingin membangun karakter yang kuat.

“Sehingga mereka mampu menghadapi segala rintangan dan permasalahan yang akan dihadapinya ke depan,” ungkap Jampel.
Disampaikan lebih lanjut, melalui kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan Undiksha, generasi muda dibekali kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berkolaborasi, kemampuan berkomunikasi, melaksanakan segala pekerjaan dengan ketulusan hati, dan kemampuan memecahkan masalah dengan sistematis.

“Kemampuan ini sangat dibutuhkan ke depan oleh generasi penerus bangsa ini. Perubahan akan terus terjadi, banyak hal yang tidak jelas dan ambigu (multi tafsir) yang akan kita hadapi ke depan, serta berbagai permasalahan-permasalahan kompleks yang akan kita temukan, yang memerlukan solusi-solusi yang cepat dan sistematis,” jelasnya.

Kemampuan-kemampuan tersebut, ditegaskan tidak hanya diperoleh dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Namun sebagian besar dalam kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan organisasi kemahasiswaan, maupun kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler lainnya. “Pendidikan merupakan salah satu kritikal poin dalam pembentukan karakter anak-anak kita,” tegas rektor kelahiran 1959 ini.

Mewujudkan bangsa yang berkualitas, menurut Jampel para pemuda juga harus melakukan revolusi mental. Revolusi mental adalah merubah cara berpikir, merubah mindset. “Kita harus membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Melakukan perubahan bukanlah hal yang mudah, tidak seperti membalik telapak tangan. Tapi perubahan harus kita lakukan mulai saat ini, berawal dari diri kita sendiri dan akan berdampak pada komunitas yang lebih besar,” tegasnya.

Contoh yang riil bentuk revolusi mental adalah di masa pandemi ini. Langkah yang dilakukan, yaitu menumbuhkan kesadaran semua untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Revolusi mental merupakan harapan bangsa saat ini menuju perubahan jati diri bangsa yang lebih baik. Melakukan revolusi mental untuk membangun karakter melalui dunia pendidikan, peneguhan dan penguatan ke-bhinekaan, dan memperkuat restorasi sosial merupakan bagian dari titik pusat utamanya,” pungkas Jampel.

Narasumber, AAGN Ari Dwipayana mengatakan sumpah pemuda membawa energi positif yang menyatukan persaingan dan perbedaan. Oleh sebab itu, sumpah yang “lahir” 92 tahun silam ini harus terus menyala di tengah perubahan dunia yang begitu cepat. Dalam arus besar globalisasi, yang sering terjadi adalah persaingan yang sengit antarnegara dan juga antarindividu. Hal tersebut berpotensi menyebabkan kompetisi berujung pada upaya saling mengalahkan dan saling menghancurkan. Mengantisipasi hal demikian, generasi muda sebagai tumpuan bangsa, harus menjadi garda terdepan dalam memupuk persatuan dan kesatuan. Sikap kerjasama bergerak membangun bangsa juga perlu terus dipelihara.

“Bersatu dan bekerjasama adalah kunci untuk mencapai Indonesia maju,” katanya. Disampaikan lebih lanjut, untuk mewujudkan Indonesia Maju, perlu didukung kecintaan terhadap Indonesia. Ditegaskan, menjadi Indonesia tidak cukup hanya dengan menjadi bagian dari wilayah Indonesia, melainkan juga harus mengenal Indonesia seutuhnya, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Hal ini yang perlu dipahami pula oleh para pemuda. Pada kesempatan tersebut juga disampaikan dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan, pemerintah juga terus menggenjot pemerataan pembangunan dalam berbagai bidang. (ist)