Peringati Hari Sumpah Pemuda, Dewa Susila Ajak Generasi Muda Ubah Wajah Politik Indonesia

(Baliekbis.com), Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018 ini diharapkan menjadi momentum yang positif untuk meningkatkan kesadaran, kontribusi dan peran generasi muda dalam mengubah wajah perpolitikan Indonesia. Sebab perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 17 April 2019 sudah di depan mata.

“Kami harapkan generasi muda yang juga menjadi pemilih muda dan pemilih pemuda mampu menjadi agen perubahan untuk mengubah wajah perpolitikan Indonesia ke depan. Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini menjadi momentum untuk menguatkan peran generasi muda ini dalam kehidupan politik dan menggunakan politik sebagai instrumen utama dalam menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata tokoh masyarakat Tabanan I Dewa Putu Susila, saat ditemui di sela-sela Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Minggu (28/10) di Denpasar.

Ia mengatakan sejarah telah menunjukkan dan membuktikan bahwa generasi muda berperan strategis dalam membangkitkan rasa nasionalisme dan perjuangan untuk merebut maupun mengisi kemerdekaan. Pergerakan kemerdekaan juga diinisiasi oleh tokoh-tokoh muda saat itu. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Pidato Presiden pertama RI Ir. Soekarno tersebut di era kekinian (zaman now) menurut Dewa Susila semakin menemukan relevansinya dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam panggung politik baik di eksekutif dan legislatif.

Banyak tokoh politik dari generasi muda muncul ke panggung politik dan berhasil duduk sebagai wakil rakyat maupun kepala daerah. Bahkan perhelatan Pileg 2019 juga terasa menjadi panggung untuk tokoh dan politisi muda “unjuk gigi” sebagai “roda utama” penggerak pembangunan bangsa dan daerahnya. Bukan sekadar mengekor atau menjadi bayang-bayang generasi yang lebih tua atau senior.

Namun hal tersebut dirasakan belum cukup karena masih banyak juga generasi muda khususnya juga pemilih muda dan pemilih pemula yang masih alergi dan apatis dengan politik.

“Estafet pembangunan dan kepemimpinan bangsa hingga ke daerah berada di tangan generasi mudanya. Maka generasi muda khususnya juga kalangan mahasiswa jangan apatis, risih dan alergi dengan politik,” tegas Dewa Susila yang juga caleg DPRD Bali dapil Tabanan nomor urut 2 dari Partai NasDem itu.

Dikatakan politik sebagai salah satu instrumen pembangunan bangsa. Maka generasi muda harus ambil bagian sebagai ujung tombak menyukseskan perhelatan politik baik dalam Pileg dan Pilpres 2019 mendatang. Maka Dewa Susila mengajak generasi tidak boleh alergi dengan kehidupan politik. Kalau alergi artinya siap menerima dipolitisasi.

“Kerap ada anggapan dan selorohan siapapun menjadi anggota legislatif atau kepala daerah maupun kepala negara kondisi kita tetap sama saja, tetap jadi buruh. Itu persepsi salah. Ini yang harus kita ubah,” tegas pria yang juga Ketua Kesatuan Pelaut (KPI) Cabang Bali itu.

Untuk itu Dewa Susila mengajak generasi muda ikut mengawal proses perhelatan politik baik Pileg dan Pilpres 2019 ini. Caranya cukup sederhana, generasi sebagai calon pemilih bisa mulai dengan mencermati rekam jejak para calon anggota legislatif (caleg). Kemudian melihat program-progam yang diusung. Lalu mengkomunikasikan juga kepada orang-orang terdekat dan lingkungan masyarakat siapa yang layak dipilih.

“Kami juga ingin ada tranformasi di lembaga legislatif. Maka generasi muda sebagai generasi yang cerdas dan kritis jangan sampai golput. Mereka harus aktif ikut mengantarkan orang-orang terbaik, jujur, bersih dan berkomitmen mengabdi pada masyarakat untuk terpilih sebagai anggota legislatif,” tandas pria yang juga aktif sebagai Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism itu. (wbp)