Penghargaan terhadap Seniman Lokal Belum Memadai

(Baliekbis.com), Nasib seniman lokal (Bali) harus diakui belum begitu baik. Bahkan tak sedikit seniman di masa tuanya dan ketika sudah tidak aktif lagi berkarya hidupnya kurang menguntungkan.

”Ini karena masih belum memadainya penghargaan kepada seniman. Padahal kontribusi mereka tidak kecil bagi pelestarian budaya Bali termasuk mendukung pariwisata,” ujar Anggota Komisi VI DPR-RI Nyoman Dhamantra saat ditemui Kamis (21/12) di Dhamantra Centre Denpasar.

Di tengah erupsi Gunung Agung saat ini selain pariwisata mengalami kelesuan, juga berdampak pada seniman. “Karena para pelaku seni atau seniman juga banyak mengandalkan hidup dari pariwisata,” jelasnya. Diakui, selama ini kontribusi baik sisi ekonomi maupun perlakuan dari pelaku usaha pariwisata belum maksimal bagi para seniman Bali. Seniman masih dihargai rendah, contohnya seperti ketika pentas masih ada yang harus naik truk dan bayarannya juga kecil. Beda perlakuan dengan seniman luar yang diapreasiasi sangat tinggi seperti dibayar jauh lebih mahal dan  servis yang lebih baik. Meski kondisinya demikian, Dhamantra memuji semangat seniman yang tetap tinggi baik dari segi kreativitas maupun “ngayah” terutama saat ada kegiatan upacara. Dhamantra pun mengaku kurang setuju kalau seniman terlalu komersial karena justru dapat menurunkan kualitasnya. “Harus diingat karya seniman Bali juga memiliki unsur religius, bukan seni semata sebagai hiburan,” tambahnya. Namun ke depannya dalam upaya melestarikan seni itu sendiri sebagai bagian dari budaya, perhatian kepada seniman harus lebih ditingkatkan baik itu dari pemerintah maupun pelaku usaha yang memanfaatkan jasa mereka. “Kalau perlu ada semacam standar honor bagi mereka. Masak pekerja saja memiliki standar upah (UMR), sementara seniman yang begitu banyak jasanya sepertinya terabaikan. Padahal jumlah seniman juga begitu besar di Bali,” tegas Dhamantra.  (sus)