Pengendalian Inflasi Tekan Bertambahnya Kemiskinan

(Baliekbis.com), Dampak inflasi sangat besar terhadap perekonomian baik keuangan negara maupun kesejahteraan masyarakat. Bahkan kenaikan inflasi satu persen saja bisa menyebabkan kemiskinan bertambah. “Kenaikan inflasi satu persen pada komoditas beras akan menyebabkan warga yang sebelumnya nyaris miskin akan menjadi jatuh miskin,” ungkap Deputy Bidang Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Dr. Iskandar Simorangkir saat berbicara pada Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (20/11).

Dr. Iskandar Simorangkir

Pelatihan yang berlangsung dua hari hingga Selasa (21/11) dibuka Asisten Gubernur Senior Bank Indonesia Dyah Nastiti, diikuti 580 wartawan dari berbagai media di seluruh Indonesia. Pelatihan mengangkat materi antara lain terkait “Pengendalian Inflasi Daerah untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat” serta “Perkembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran BI: Gerakan Nasional Non Tunai”. Dikatakan Simorangkir inflasi tinggi menyebabkan menurunnya daya beli, daya saing dan sebaliknya meningkatnya potensi kemiskinan. lnflasi juga akan menambah beban anggaran negara. Ia mencontohkan komoditas beras yang menyumbang inflasi 21 persen lebih kalau terjadi kenaikan harga 1 persen saja akan menyebabkan inflasi yang berdampak pada meningkatnya kemiskinan. “Karena kemampuan mereka membeli beras akan berkurang,” tegasnya. Sementara Deputy Gubernur Senior BI Dyah Nastiti saat membuka pelatihan mengatakan sekarang ini kecenderungan anak muda menggunakan teknologi digital terus meningkat. Dan ke depan jumlahnya akan semakin bertambah. Bahkan Dyah melihat tingkatan usia 28 tahun ke bawah saat ini sebagian besar memanfaatkan medsos untuk memperoleh informasi. Melihat kondisi ini, pihaknya ke depan akan banyak menyasar potensi anak muda ini untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan perbankan. “Ini yang akan menjadi target komunikasi kita ke depannya,” ujarnya. Untuk itu dia berharap media juga bisa membantu ikut mensosialisasikannya secara lebih luas.

Yoga Afandi.

Sementara Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Afandi mengatakan inflasi di Indonesia cukup rendah dan ini menurutnya merupakan pencapaian yang bagus. Namun ia mengingatkan untuk miningkatkan kesejahteraan masyarakat maka pendapatan juga harus ditingkatkan. “Karena saat ini pendapatan per kapita kita masih kecil dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Cina,” ujarnya. Pada sesi lainnya Deputy Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan suku bunga berkaitan erat dengan inflasi. Suku bunga yang rendah menurutnya bisa mendorong tumbuhnya investasi. Saat ini suku bunga sudah cukup rendah yakni 4,25 persen sehingga diharapkan bisa mengendalikan inflasi. “Investasi bisa tumbuh kalau inflasi terkendali,” jelasnya. Ketua Panitia Pelatihan yang juga Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman menyampaikan kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya. Pelatihan ini juga sebagai bentuk upaya BI menjalankan fungsi sebagai otoritas moneter, sistem pembayaran serta menjaga stabilitas sistem keuangan. BI menurutnya memandang komunikasi merupakan hal yang penting. “Komunikasi yang lancar, efektif dan efisien akan membuat transmisi kebijakan BI dapat diterima industri, pelaku usaha dan masyarakat secara cepat dan tepat sasaran, termasuk dalam mengendalikan ekspektasi inflasi,” jelasnya. (bas)