Pengembangan Teknologi Digital Berkelanjutan Menjadi Fokus Diskusi Antar Negara di Forum “Connected for Shared Prosperity” MWC Shanghai 2021

(Baliekbis.com), Huawei menyerukan kepada semua pihak, baik individu maupun perusahaan-perusahaan di seluruh dunia agar dapat mencetuskan ide dan berpikir secara lebih luas namun bertindak seoptimal mungkin terkait dalam pemanfaatan teknologi dalam perannya sebagai mesin yang membawa kemaslahatan serta mendorong kemajuan bagi umat manusia. Huawei juga menekankan kembali dukugannya demi tercapainya tujuan pembangunan yang berkesinambungan seperti dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menuju terbangunnya dunia yang kian inklusif, inovatif, dan ramah lingkungan.

Dalam pidatonya, Senin (22/2), bertajuk “Believe in the Power of Technology,” Catherine Chen, Huawei Senior Vice President and Board Member, menyampaikan pandangannya di tengah-tengah forum yang mengetengahkan gelaran “The Connected for Shared Prosperity Forum.” Perhelatan ini diselenggarakan secara daring dan dihadiri oleh lebih dari 1.000 tamu undangan yang terdiri dari regulator industri dunia serta sejumlah thinkthanks dari lebih 50 negara membahas bagaimana kontribusi teknologi digital dalam menghadirkan nilai di tengah lajunya pembangunan yang berkesinambungan, guna mewujudkan dunia yang lebih baik dan saling terkoneksi.

Ia menambahkan bahwa melalui penerapan aturan yang baik, pengembangan teknologi bisa melampaui batas-batas negara dan turut meningkatkan taraf hidup seluruh umat manusia, dengan meminimalisasi munculnya dampak atas risiko-risiko yang tidak perlu. “Memasuki era digital saat ini, seluruh pihak tengah berupaya bersama-sama menciptakan aturan dan tata kelola yang baik di bidang keamanan siber, perlindungan privasi, dan pemanfaatan teknologi AI yang terpercaya, demi menciptakan dunia yang kian aman. Inilah saatnya bagi kita semua untuk yakin dan memiliki pandangan terbuka terhadap pengembangan-pengembangan teknologi.”

Ia juga menekankan pentingnya sebuah platform digital, seperti teknologi 5G, sebagai teknologi standar yang diharapkan akan dapat menghadirkan berbagai manfaat melalui keunggulan-keunggulan yang dibawanya, seperti bandwidth tinggi, rendah latency, serta jangkauan konektivitas yang jauh lebih luas. Teknologi ini diharapkan akan dapat membawa manfaat bagi umat manusia dan mendukung terlaksananya transformasi di lintas industri.

Penerapan teknologi 5G dalam skala yang luas telah terlihat di sejumlah industri di dunia. Banyak pula dari kalangan konsumer yang juga telah dapat menikmati teknologi 5G. Di lini industri, teknologi ini telah banyak dimanfaatkan di bandar-bandar pelabuhan, sektor pertambangan, hingga transportasi. Mereka merakan adanya peningkatan efisiensi di lini operasional berkat pemanfaatan teknologi ini.

Namun demikian, imbuh Chen, gelora perkembangan teknologi acap kali terciderai oleh gesekan-gesekan politis. Tak sedikit bahkan yang melabelinya dengan kata yang kurang baik. Banyak kalangan menjadi enggan dan tak percaya lagi akan kekuatan dari teknologi itu sendiri akibat ketakutan dan ketidakpercayaan yang selalu didengung-dengungkan.

“Bila peran suatu teknologi dianggap krusial bagi suatu bangsa, namun di sisi lain pengembangannya dianggap salah secara ideologis, akibatnya yang terjadi adalah muncul gesekan, kebimbangan, dan bahkan kemunduran,” jelas Chen.

Menurut 17 Sustainable Development Goals yang dicetuskan oleh PBB, Chen menegaskan kembali, “Saya secara personal yakin bahwa teknologi memiliki peran yang krusial dalam mendukung tercapainya tujuan ini, dan oleh karena itu, ada dua hal yang perlu kita lakukan besama-sama agar manfaat teknologi dapat dirasakan secara optimal oleh umat manusia serta turut mendorong tercapainya tujuan pembangunan yang berkesinambungan,” ucapnya. Dua hal yang dimaksud tersebut adalah tercapainya konsensus global atas nilai-nilai yang dibawa oleh teknologi digital, serta resolusi aksi untuk bergandengan tangan bersama dalam pemanfaatan teknologi secara efektif dan demi terciptanya nilai-nilai yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Chen menambahkan bahwa perusahaan yang menaruh kepercayaan terhadap teknologi untuk dapat segera mulai “mengawalinya dari langkah kecil. Seperti contohnya memilih mana viable product concept (MVP) yang paling minimun.”

Pada umumnya, MVP dianggap sebagai tahap pengembangan produk di mana nantinya produk yang akan diluncurkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, bahkan hingga kebutuhan yang paling krusial, dengan pemakaian sumber daya yang seminimal mungkin. Setelah itu, dapat dilakukan iterasi dan penyempurnaan-penyempurnaan pada MVP setelah produk diluncurkan.

“Tidak mudah memang membangun sebuah konsensus besar. Oleh karenanya kita bisa menerapkan konsep MVP tersebut untuk menjaga kesinambungan pengembangan teknologi. Dengan terus fokus pada pemahaman umum yang kami miliki secara terbatas ini dan memperhitungkan sumber-sumberdaya apa saja yang kami miliki saat ini, kemajuan diharapkan akan segera terwujud secara berkesinambungan, meskipun ini dilakukan secara selangkah demi selangkah. Iterasi artinya upaya menggagas menuju kesempurnaan. Sementara, mempertajam konflik justru hanya akan membuat kita berjalan di tempat,” ucap Chen.

Terkait dengan kedua tantangan tersebut, Chen menambahkan bahwa Huawei selalu mendukung upaya-upaya pengembangan teknologi. “Kami yakin sebenar-benarnya bahwa teknologi akan membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Kami juga yakin bahwa teknologi akan turut mendukung terwujudnya SDGs seperti yang dicita-citakan oleh PBB. Huawei melakukan eksplorasi hadirnya aplikasi-aplikasi teknologi digital dengan merujuk pada SDGs tersebut,” tegas Chen.

Solusi Huawei Smart PV saat ini telah digunakan secara luas di lebih dari 60 negara di dunia serta turut mendukung upaya pemangkasan emisi karbon hingga 148 juta ton. Jika dikonversikan, upaya ini ekuivalen dengan menanam lebih dari 200 juta pohon.

Selain itu, Huawei bersama UNESCO juga meluncurkan program Open Schools atau Sekolah Terbuka dalam tiga tahun kemitraan yang terjalin antar keduanya. Program ini mendukung sekolah-sekolah di Mesir, Ethiopia, dan Ghana dalam meningkatkan kecakapan digital penerima manfaat melalui program pendidikan yang diselenggarakan secara daring.

“Semua pihak, setiap konektivitas yang terjalin, setiap gram emisi yang berhasil dipangkas, setiap watt listrik yang berhasil dihemat, setiap kemajuan yang mendorong kepada perbaikan lingkungan hidup tercapai berkat setiap jengkal kemajuan yang terjadi di dunia teknologi,” pungkasnya. (ist)