Penataran Pemangku dan Serati Banten Libatkan Tujuh Narasumber

(Baliekbis.com), Pemerintah Kota Denpasar melalui Bagian Kesra Setda Kota Denpasar kembali menggelar Penataran Pemangku dan Serati Banten. Kegiatan ini dilaksanakan  dari tanggal 23 hingga 25 April di Gedung Santi Graha Denpasar yang diikuti 80 orang dibuka secara resmi Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Gusti Ngurah Bagus Mataram, Senin (23/4).

Kadis Kebudayaan Denpasar Gusti Ngurah Bagus Mataram mewakili Plt. Walikota Denpasar I GN Jaya Negara mengatakan pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman nilai-nilai filosofi upacara atau banten serta meningkatkan pemahaman filosofi dari upacara keagamaan yang ada di Bali. Kegiatan ini menjadi agenda rutin Pemkot Denpasar yang melibatkan para pemangku dan serati banten yang takterlepas dari tugas pemangku sebagai pemandu upacara yadnya di pura atau di rumah warga. Menurutnya kegiatan ini sangat tepat mengingat pemangku adalah sosok yang mengemban ajaran- ajaran dharma.

Sehingga diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada umat. Hal yang sama juga menjadi peran bagi serati banten yang menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan upacara yadnya itu sendiri. Upacara pada dasarnya salah satu dari tiga kerangka agama Hindu, yakni Tattwa dan Susila . “Untuk itu saya merasa sangat bahagia terselenggaranya acara ini. kegiatan ini  juga merupakan momentum para pemangku dalam menyamakan persepsi dan meningkatkan komunikasi menjalankan kewajiban sebagai pelayan masyarakat,’’ ungkapnya.

Ketua Panitia Dewa Ketut Adi Putra mengatakan, kegiatan ini adalah program Pemerintah Kota Denpasar sehingga setiap tahun rutin dilaksanakan. Peserta yang mengikuti kegiatan ini perwakilan masing-masing Desa Pakraman. Untuk Pemangku yang mengikuti kegiatan ini berjumlah  40 orang dan Serati Banten sebanyak 40 orang. Pemahaman bersama dalam pelatihan ini melibatkan  7 narasumber diantaranya Ida Pedanda Wayahan Wanasari, Ida  Pedanda Istri Wayahan Wanasari, Ida Pandhita Dukuh Acharya Dhaksa, Drs. Cok Putra Wisnu Wardana, M.Si, I Nyoman Dayu S.Ag, M.Si, Prof. Dr I Made Surada, M.A, dan Ida Bagus Bhuda Yoga.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini Dewa Adi berharap para Sarati dan Pemangku nantinya dapat memberikan satu pemahaman  yang benar kepada masyarakat  karena pelaksanaan upacara agama itu bukan merupakan pemborosan.  ‘’Dengan memberikan pemahaman tentang hakekat upacara yang benar sehingga masyarakat tidak lagi berpikir bahwa upacara itu menghambur-hamburkan uang dan sebagainya,’’ ungkapnya. Tetapi yang paling penting bagaimana mereka bisa memahami hakekat  nilai-filosofis tentang pelaksanaan upacara itu sendiri. (ayu)