Pemuda Mesti Berpedoman Pada Etika dan Tunjukan Kualitas Diri

(Baliekbis.com), Sekda Kota Denpasar AA Rai Iswara menjadi narasumber dalam acara Talkshow Inspiratif yang diselenggarakan oleh  di Ruang Pararupa Gedong Tiga Wartam, Denpasar (9/5). Acara ini turut menghadirkan Puteri Indonesia Provinsi Bali AA Ayu Mirah Cynthia Dewi.  Talkshow bertemakan “Mendebat Paradogma Eda Ngaden Awak Bisa” dilaksanakan guna merefleksikan makna tersebut di era milineal seperti sekarang ini.

Dalam talkshow tersebut Rai Iswara mengatakan bahwa makna dalam lagu “Eda Ngaden Awak Bisa” merupakan lagu yang memiliki makna positif, sehingga menjadi peringatan dini untuk para pendengar sehingga bisa direfleksikan dan menjadi acuan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut disampaikan bahwa hal ini menjadi perenungan untuk lebih menyikapi segala sesuatunya sesuai dengan situasi ataupun budaya masyarakat. Eda Ngaden Awak Bisa memang memiliki makna langsung “Jangan Menunjukan Dirimu Bisa”. Namun  menurut Rai Iswara, dalam era seperti sekarang ini tidak semata-mata demikian. “Kita harus bisa menyikapi maknanya lebih dalam, tidak boleh sombong namun tetap bisa memposisikan diri dengan baik dan bijak,” ungkapnya.

Lebih lanjut juga disampaikan generasi muda harus mengikuti geraknya seperti cakra, dengan kendali kerangka dasar agama hindu, yang terutama adalah “etika”. “Etika merupakan kerangka, untuk dapat menjalani kehidupan dengan bijaksana dan mampu menempatkan diri sesuai dengan yang seharusnya,” tambahnya.

Tetap berpegangan bahwa satu kesatuan lirik tersebut, yangmana menjadi sinergi sebuah kualitas diri, namun tetap harus tetap mengejar ilmu. “jangan pesimis, terus melalukan dengan optimal tapi tidak tinggi hati,” begitu pesannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Puteri Indonesia Provinsi Bali AA Ayu Mirah Cynthia Dewi yang mengatakan bahwa pada era sekarang ini pemuda bisa saja menonjolkan dirinya, hanya saja tetap bisa memberikan batasan agar tidak arogan dalam bersikap. “kita tetap bisa menonjolkan diri, namun jangan pernah merasa diri lebih dari segalanya, artinya tetap dalam proses belajar,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof Dr IB Raka Suardana selaku pimpinan redaksi Wartam mengatakan acara ini rutin dilaksanakan setiap bulannya dan  mengundang tokoh-tokoh ternama yang representatif. “Harapannya diskusi model seperti ini menjadi salah satu cara pendekatan terhadap anak muda dengan cara kekinian,’’ terangnya.

Salah satu peserta Ni Putu Sinta Dewi menyikapi talkshow ini sebagai wadah untuk memfilter diri, khususnya kehidupan di media sosial. “Acara ini jadi lebih bisa memberikan kesadaran untuk bisa menggunakan media sosial dengan bijak agar tidak memberikan kesan sombong,” ungkapnya. (ist)