Pemkot Denpasar ‘Ngaturang Bhakti Pujawali’ di Pura Luhur Uluwatu

(Baliekbis.com), Rangkaian puncak upacara pujawali di pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Badung yang bertepatan Anggara Kasih Medangsia, Selasa (15/1) berjalan dengan lancar. Pura yang terletak di ujung selatan pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi, serta menjorok kelaut ini merupakan Pura Sad Khayangan sebagai penyangga sembilan mata angin di Pulau Bali.

Dalam puncak pujawali tersebut hadir ditengah ribuan pemedek dari berbagai daerah rombongan dari Pemkot Denpasar yang dipimpin langsung Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Walikota, IGN Jaya Negara guna melakukan persembahyangan di Pura Luhur Uluwatu. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara.

Serangkaian pujawali tersebut Walikota Rai Mantra bersama Wakil Walikota Jaya Negara serta Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara turut mulang pakelem di segara Pura Luhur Uluwatu sebagaipersembahan untuk menjaga keseimbangan alam semesta.

Pengempon Pura Luhur Uluwatu yang merupakan Panglingsir Puri Jro Kuta, IGN Jaka Pratidnya yang kerap dipanggil Turah Joko mengatakan bahwa acara diawali dengan prosesi nedunang Ida Bhatara Dewa Agung Sakti dari Pura Pererepan Desa Adat Pecatu yang selanjutnya menuju pura Luhur Uluwatu. Kemudian dilanjutkan prosesi ngaturang pujawali Ida Bhatara ring Luhur Pura Uluwatu yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Arimbawa Griya Tegal Sari dan Ida Pedanda Griya Tampakgangsul.

Lebih lanjut Jaka Pratidnya menambahkan Setelah pujawali dilaksanakan, sekitar jam delapan malam Ida Bhatara Dewa Agung Sakti mewali ke Pererepan Payogan masing-masing yang berada di Desa Adat Pecatu. Pada hari Rabu (16/1) sampai dengan hari Jumat (18/1) akan dilanjutkan dengan bakti penganyar oleh Kecamatan Petang, Kecamatan Mengwi dan Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Prosesi penyineban Ida Bhatara dimulai pukul 09.00wita setelah itu dilanjutkan dengan upacara pengilen-ilen dan pedatenga. “Dengan melakukan srada bhakti kehadap Ida Hyang Widhi Wasa, astukara mudah-mudahan kita di Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dijauhkan dari kebencanaan serta diberikan kekuatan dan keselamatan sehingga semua umat biasa rahayu,” ujar Turah Joko.

Jaka Pratidnya menambahkan Puri Agung Jro Kuta dan Puri Agung Jambe Celagigendong Denpasar memperoleh tugas mengempon Pura Luhur Uluwatu sampai kini. Sedangkan warga Desa Pakraman Pecatu yang terdiri dari Banjar Kauh, Banjar Tengah dan Banjar Kangin berstatus sebagai pengemong. Ketiga banjar ini mendapat tugas yang digilir setiap enam bulannya. Sebelum melaksanakan pujawali di pura setempat, pihak desa adat dan kedua puri pengempon puramelakukan koordinasi komunikasi terkait pelaksanaan upacara, serta penyiapan sarana dan prasarana untuk kelengkapan upacara.

Turah Joko juga turut menghimbau masyarakat yang hendak tangkil dan memohon tirta wangsupada sedianya menyiapkan tempat tirta yang ramah lingkungan dan dibawa dari rumah masing-masing. “Untuk mengurangi penggunaan plastik, kami turut menghimbau kepada pemedek saat nuur tirta Ida Bhatara agar membawa tempat yang ramah lingkungan, tidak diperkenankan lagi menggunakan plastik,” himbau Turah Joko.

Bendesa Pakraman Pecatu, I Made Sumerta dalam kesempatan turut menghimbau kepada masyarakat dan penyedia jasa pariwisata terkait pelaksanaan pujawali. Dimana, sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Bali tentu diharapkan para wisatawan untuk menyesuaikan dengan menggunakan pakian adat madya selama pelaksanaan pujawali. “Kami menghimbau kepada seluruh pihak khususya wisatawan untuk mentaati aturan selama pelaksanaan pujawali hingga penyineban,” himbaunya.

Sementara, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa pujawali ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk menjadikan sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. Selain itu, Rai Mantra juga turut mengapresiasi penerapan upaya pengurangan plastik di Pura Uluwatu yang digagas pangempon dan pengamong pura. “Dengan pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ungkap Rai Mantra. (ags)