Pemerintah Dorong Internasionalisasi Bahasa Indonesia

(Baliekbis.com), Pemerintah mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan mengirimkan tenaga pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke berbagai negara di dunia.

“Tahun 2018 lalu kita kirim 220 pengajar ke 30 negara. Sebelumnya di tahun 2017 kita juga kirim sebanyak 226 pengajar ke sekitar 30-an negara,” ungkap Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dadang Sunendar saat menyampaikan sambutan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (KIPBIPA) X, Rabu (7/8) di FIB UGM.

Dadang menyebutkan program pengiriman tenaga pengajar BIPA ke sejumlah negara bertujuan untuk menginternasionalisasikan bahasa Indonesia. Selain pengiriman guru BIPA, saat ini pihaknya juga merekrut warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri maupun guru lokal yang menguasai Bahasa Indonesia sebagai guru BIPA. Langkah ini menurutnya akan lebih efisien dibandingkan dengan mengirim tenaga pengajar dari Indonesia.

Saat ini strategi tersebut disebutkan Dadang telah dijalankan di Mesir. Dia berharap nantinya cara ini bisa dilakukan di berbagai negara lainnya.

“Harapannya dari konferensi ini diperoleh berbagai strategi untuk lebih bisa menginternasionalisasikan bahasa Indonesia,”tuturnya.

Ketua Umum APPBIPA, Liliana Muliastuti menyampaikan pentingnya standarisasi dalam pengajaran BIPA. Sebab saat ini Indonesua tengah berada di era sejarah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional seperti yang diamanahkan dalam UU No 24 Tahun 2009.

“Untuk mencapai hal itu semua komponen pengajaran harus memiliki standar yang disepakati secara nasional,”tegasnya.

Standarisasi mencakup input, proses, dan out-put. Komponen input pengajaran mencakup berbagai hal terkait pembelajar BIPA. Sedangkan proses pengajaran terkait dengan kurikulum, motodologi pembelajaran, materi ajar, media, dan evaluasi. Terakhir, adalah out-put dari pengajaran BIPA seperti profil lulusan setiap jenjangm kinerja lulusan, dan dampak pengajaran BIPA.

“Hal ini sudah sepatutnya menjadi kajian bagi para pemerhati pengajaran BIPA,”katanya.

Sementara ketua panitia kegiatan, Sudibyo menyebutkan konferensi ini dihadiri ratusan peserta dari 20 negara dunia. Dalam kegiatan yang mengangkat tema Pengembangan BIPA Pada Era Revolusi Industri 4.0 ini fokus mendiskusikan standarisasi pengajaran BIPA meliputi kompetensi dan materi ajar, proses pembelajaran dan penilaian, serta pelatihan dan pengajar.

“Melalui konferensi ini harapanya bisa dihasilkan embrio standarisasi pembelajaran BIPA dalam rangka memartabatkan dan menjayakan bahasa Indoensia menjadi bahasa internasional secara  bertahap, sistematis, dan berkelanjutan,”urainya. (ika)