Pelayanan Kesehatan Belum Maksimal, Dewan Sidak RSUD Buleleng

(Baliekbis.com), Wakil Ketua DPRD Buleleng Made Adi Purnawijaya memimpin sidak Komisi IV ke ruang pasien RSUD Buleleng menyusul keluhan masyarakat atas lambatnya pelayanan kesehatan rumah sakit. Lambatnya pelayanan itu sering kali dikeluhkan masyarakat Buleleng, bahkan dalam LKPJ AMJ Bupati Buleleng tahun 2012-2017, terdapat 31 butir saran terdapat persoalan pelayanan RSUD Buleleng, yang harus diperhatikan Pemerintah Buleleng. Kedatangan Anggota Dewan Buleleng itu diterima oleh Dirut RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana. Dewan melakukan pengecekan terhadap pelayanan tenaga medis di RSUD Buleleng kepada pasiennya. Bahkan, Komisi IV juga menyempatkan untuk melakukan dialog kepada para pasien, tentang pelayanan di RSUD sambil meninjau peralatan RSUD yang ada diruang RSUD. Purnawijaya juga mengatakan, sampai saat ini masih saja ada laporan masyarakat terkait pelayanan dilakukan pihak RSUD Singaraja terhadap pengguna askes JKN/ BPJS. Selain itu dalam rekomendasi LKPJ beberapa waktu lalu Dewan memberikan 31 butir saran yang patut menjadi evaluasi Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Pihaknya ingin mengetahui secara langsung, apakah sudah ada perbaikan, karena selama ini banyak warga mengeluhkan pelayanan. “Makanya, kami krosecek, paling banyak keluhan pelayanan UGD dan juga Visite dokter dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan,” sambung Purnawijaya. Selain masalah pelayanan, ia juga meminta klarifikasi tentang adanya pelayanan dokter residen yang kurang bagus dalam melayani masyarakat. Sementara Ketua Komisi IV DPRD Buleleng Gede Wisnaya Wisna, menegaskan, meminta penjelasan terkait keluhan masyarakat tentang pelayanan yang diberikan oleh pegawai di RSUD, masih belum maksimal. Dirut RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana menjelaskan, RSUD Buleleng dalam memberikan pelayanan, sesuai dengan SOP yang ada. Namun, terkait keluhan masyarakat itu, ia menerima dengan baik sebagai bahan evaluasi kedepan untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal.

Pihanya sudah melakukan survey indeks kepuasan masyarakat, hasilnya 97 persen puas. “Mmemang tidak 100 persen. Kalau di atas 80 persen puas, itu sudah baik. Tapi, kami tetap perhatikan keluhan-keluhan, untuk perbaikan kedepan,” jelas Wiartana. Ia menjelaskan, dokter specialis yang ada, banyak kerja di Rumah Sakit lain, setelah selesai di luar baru kesini, ini menjadi kendala kami karena keterbatasan tenaga. “Kami sudah bersurat ke fakultas Kedokteran Unud untuk tambahan tenaga kontrak, bahkan di Buleleng gaji terbesar di Bali, bisa cek itu sampai Rp10 juta per bulan disini, tapi tetap kami susah mencari, karena semua menumpuk di Bali selatan,” dalihnya. (rhm/ist)