Peduli Lingkungan, PIB Tanam 10.000 Gemitir dan 1.000 Maskot Tabanan

(Baliekbis.com), Tergerak rasa peduli akan kelestarian lingkungan, Politeknik Internasional Bali (PIB) merintis gerakan penanaman 10.000 Bunga Gemitir dan 1.000 Bunga Sandat sebagai maskot Tabanan di sepanjang Jalan Pantai Nyanyi, Desa Beraban, Tabanan pada 3 Juni 2017. Ribuan gemitir ini selanjutnya ditanam di area sepanjang 2 kilometer menghiasi Jalan Pantai Nyanyi. Gemitir dan Sandat dipilih karena gemitir mempunyai nilai keindahan dan ekonomi serta sandat merupakan maskot Kota Tabanan. Demikian disampaikan Wakil Direktur PIB  Paulus Herry Avinato saat acara penanaman secara simbolis tanaman gumitir di depan Balai Banjar Nyanyi, Sabtu (3/6/2017). Acara tersebut serangkaian Open House PIB di Tabanan. Pada acara tersebut hadir Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, S.Sos. yang sekaligus melakukan penanaman gemitir secara simbolis serta sejumlah pejabat di antaranya Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama, Ketua DPRD Tabanan, Danrem, Dandim Tabanan, Kapolres  Tabanan, Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ketua APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia) Bali, Ketua PHRI (Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia) Bali, Ketua INTI Bali dan Pimpinan PIB di antaranya Direktur PIB Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., Pembina PIB Dr. Frans Bambang Siswanto serta undangan lainnya. Aksi peduli lingkungan ini juga serangkaian acara Open House Politeknik Internasional Bali (PIB) yang juga dimeriahkan kesenian oleh ratusan siswa SMA/SMK se-Bali. Peresmian sekaligus open house PIB ditandai pemukulan gong oleh Bupati Tabanan Eka Wiryastuti serta pelepasan balon di lapangan setempat. Usai pelepasan balon dilanjutkan dengan meninjau ke fasilitas-fasilitas yang ada di PIB.

Menurut Paulus dalam Open House PIB mengusung tema “Culture, Nature and Nurture” yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya,alam, dan edukasi. Aspek budaya (culture) direalisasikan dengan pertunjukan kesenian Bali dan Bazaar kuliner lokal, praktik makanan tradisional dan mengenal musisi bali. Sedangkan aspek alam (nature) tertuang dalam kegiatan penanaman gemitir dan sandat. Aspek edukasi (nurture) kepada siswa berupa pengenalan PIB sebagai institusi pendidikan yang bertaraf internasional dengan melakukan campus tour. “Sedangkan untuk masyarakat berupa penanaman kesadaran kepada masyarakat akan arti keindahan dan pelestarian lingkungan. Aspek nurture ke masyarakat ini akan dilakukan secara berkala melihat potensi besar Desa Nyanyi untuk dijadikan desa wisata,” ujar Paulus. Diharapkan masyarakat dapat mengembangkan desanya sehingga akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Desa Nyanyi. Melalui tema tersebut, PIB bermaksud untuk terus ikut serta dalam mengenalkan, mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Bali kepada masyarakat luas utamanya para remaja tanpa menghilangkan esensi dari budaya itu sendiri. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai subjek dari pembangunan desa, yaitu dengan ikut membangun Desa Wisata Nyanyi melalui pelestarian keindahan lingkungan. Penggemitiran (penanaman gemitir) dan penghijauan tambah Paulus juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat dengan langsung melibatkan masyarakat dalam kegiatannya. PIB tambahnya menyadari bahwa masyarakat menjadi pemegang peranan penting untuk kelestarian lingkungan. Sehingga, pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan berbasis lingkungan menjadi hal yang penting yang harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujuan acara open house yaitu tidak hanya sebagai media pengenalan Kampus Politeknik Internasional Bali melainkan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagi kalangan untuk terus bersama-sama menjadi pemerhati lingkungan. Harapannya selanjutnya adalah hal ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Kabupaten Tabanan untuk lebih peduli dengan lingkungan. Dengan demikian, Tabanan akan terkenal sebagai destinasi wisata yang hijau dan indah.Sementara Kepala Desa Beraban I Wayan Sekaryana pada kesempatan itu menyabut positif kegiatan yang dilakukan PIB. “Kegiatan penanaman pohon ini bukan saja menjadikan kawasan tersebut hijau dan indah juga mendukung pengembangan desa wisata di desa ini,” ujarnya. Kades Beraban juga memuji PIB yang melibatkan masyarakat setempat. Open House PIB mengusung tema “Culture, Nature and Nurture” yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya,alam, dan edukasi. Aspek budaya (culture) direalisasikan dengan pertunjukan kesenian Bali dan Bazaar kuliner lokal, praktik makanan tradisional dan mengenal musisi bali. Aspek alam (nature) tertuang dalam kegiatan penanaman gemitir dan sandat. Aspek edukasi (nurture) kepada siswa berupa pengenalan PIB sebagai institusi pendidikan yang bertaraf internasional dengan melakukan campus tour.

Sedangkan untuk masyarakat berupa penanaman kesadaran kepada masyarakat akan arti keindahan dan pelestarian lingkungan. Aspek nurture ke masyarakat ini akan dilakukan secara berkala melihat potensi besar Desa Nyanyi untuk dijadikan desa wisata. Harapannya, masyarakat dapat mengembangkan desanya sehingga akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar Desa Nyanyi. Melalui tema tersebut, PIB bermaksud untuk terus ikut serta dalam mengenalkan, mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Bali kepada masyarakat luas utamanya para remaja tanpa menghilangkan esensi dari budaya itu sendiri. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai subjek dari pembangunan desa, yaitu dengan ikut membangun Desa Wisata Nyanyi melalui pelestarian keindahan lingkungan. Penghijauan juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat dengan langsung melibatkan masyarakat dalam kegiatannya. PIB menyadari bahwa masyarakat menjadi pemegang peranan penting untuk kelestarian lingkungan. Sehingga, pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan berbasis lingkungan menjadi hal yang penting yang harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujuan acara open house yaitu tidak hanya sebagai media pengenalan Kampus Politeknik Internasional Bali melainkan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagi kalangan untuk terus bersama-sama menjadi pemerhati lingkungan. Harapannya selanjutnya adalah hal ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Kabupaten Tabanan untuk lebih peduli dengan lingkungan. Dengan demikian, Tabanan akan terkenal sebagai destinasi wisata yang hijau dan indah. (bas)