Pedawa, Dari Gula Aren Rambah ke Kopi

(Baliekbis.com), Siapa tak kenal Pedawa, salah satu desa di Buleleng. Kalau dulu di desa ini hanya terkenal dengan hasil gula arennya, kini sudah berkembang dengan kopinya yang berkualitas tinggi. Bahkan kopi Pedawa yang dibranding “Kopi Bubuk Mula Pedawa” kini merambah super market hingga Pasar Oleh Oleh.

Seperti NDCW (Nusa Dua Coffee Week) 2017 dengan gerakannya #banggakopibali, memilih memulai perjuangan CSR-nya di sebuah desa dataran tinggi Bali Utara yang bernama Desa Pedawa. Secara historis desa ini merupakan salah satu desa Bali Aga (desa Bali asli) yang sangat menjaga kultur, tradisi dan adat Bali-nya. Penduduknya mayoritas memang bukan berprofesi sebagai petani kopi. Pedawa lebih terkenal dengan hasil gula arennya. Tradisi mengenai minum kopi pun di sini sangat unik. “Penikmat kopi harus menggigit gula aren terlebih dahulu baru kemudian menyeruput olahan kopi robusta hangat di tengah sejuknya suasana desa,” ujar Ketut Sudiarta, owner “Kopi Bubuk Mula Pedawa” belum lama ini saat talkshow tentang kopi di Nusa Dua Fiesta.

Ketut Sudiarta.

Kopi Pedawa harus diakui belum sepopuler kopi Kintamani. Cara pengolahan kopi masih dilakukan sangat sederhana. Tidak meratanya pengetahuan dari petani kopi setempat dan pemasaran yang belum meluas tentunya membuat kopi Pedawa boleh dibilang masih “tenggelam”. “Namun, kami melihat adanya tantangan untuk dapat mengangkat potensi tersebut dengan berbasis kearifan local,” tambah Sudiarta.

Dalam setahun ke depan, beberapa hal akan dilakukan, mulai dengan memberikan workshop untuk peningkatan dan pemerataan pengetahuan para petani Desa Pedawa, lalu mencoba memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dalam proses pengolahan kopi. Setelah ada peningkatan dari sisi kualitas kopi, maka yang tak kalah penting tentu bagaimana membantu dalam hal pemasaran. Harapan dari CSR ini, di tahun 2018 kopi Desa Pedawa dengan kualitas yang baik dan teknik menyeruput yang unik menjadi salah satu bagian dari Nusa Dua Coffee Week dengan berlabel #banggakopibali.

Meski masih belum begitu popular, namun kopi Pedawa sudah mulai merambah ke luar desanya. Kopi “unik” Padawa, ini bahkan terlihat makin diminati konsumen. Terlebih kopi yang dikemas apik tersebut sudah masuk ke pasar oleh oleh. “Berkat dukungan Krisna Oleh Oleh, pangsa pasar Kopi Padawa semakin luas dan permintaannya meningkat tajam,” jelas Sudiarta. Namun ia tentu tak mau cepat berpuas diri. Sebab dibandingkan daerah lain seperti Kintamani, kopi Pedawa masih perlu berbenah baik di sisi kualitas maupun produksinya. “Kita baru bisa pasarkan 150 kg setiap dua harinya,” aku Sudiarta. Namun dengan olahan yang bagus serta sajian uniknya, kopi Pedawa ke depannya akan semakin banyak peminatnya. Penikmat kopi Pedawa sebelum minum mesti menggigit gula aren yang juga diproduksi warga Pedawa. Keunikan inilah menjadi salah satu andalan dalam memperluas jaringan pemasaran kopi Pedawa. Manajer Operasional Krisna Oleh Oleh Ayu Saraswati pun mengakui keunggulan dan keunikan kopi Pedawa ini. “Kami di Krisna juga menjual koki jenis lainnya. Tapi kopi Pedawa ini sangat bagus pasarnya,” jelasnya. Kopi Mula Pedawa ini dinilainya sangat layak baik sisi kemasannya juga rasanya yang nikmat sehingga paling banyak disukai. Penjualannya terus meningkat. Bahkan dari awal sampai sekarang bisa naik 60 persen. Pengusaha kopi asal Kintamani Wayan Sukarsana juga memuji kenikmatan kopi Pedawa ini. “Ya ini rasa kopi sangat istimewa,” pujinya. (bas)