PC KMHDI Denpasar Pertanyakan Kualitas Demokrasi Pilkada di Tengah Pandemi

(Baliekbis.com), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang digelar 9 Desember 2020 mendatang di tengah pandemi Covid-19, membuat Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Denpasar kembali mengadakan Ngobrol Pintar (NGOPI) pada Jumat (02/10) kemarin. Diskusi tersebut dilaksanakan secara Daring menggunakan aplikasi Zoom itu mengangkat tema ‘Pandemi, Pilkada, dan Kualitas Demokrasi’.

I Gusti Putu Putra Mahardika selaku moderator diskusi, menyampaikan isu ini diangkat karena saling berkaitan satu sama lain dan memiliki beragam dinamika persoalan publik di masyarakat. “Kini pandemi Covid-19 kembali melonjak, mungkin ini yang disebut gelombang kedua dari pandemi Corona virus (Covid-19). Semua ini sangat berpengaruh besar bagi kehidupan bangsa Indonesia,” jelasnya.
Bagi Mahardika salah satu klaster penularan Covid-19 yaitu kerumunan masyarakat terus ditekan. “Hal ini membuat dilema kepada masyarakat akan penyelenggaraan pemilu, apabila terjadi hal yang tidak transparan dalam pemilu nanti tentu kualitas demokrasi kita akan dipertanyakan,” tambahnya.
Ketua PC KMHDI Denpasar Putu Asrinidevy menjelaskan kondisi KPU saat ini mengalami keterbatasan dalam menyelenggarakan pilkada. “KPU sudah seharusnya bekerja keras agar keberlangsung Pilkada dapat berjalan sesuai dengan harapan. Penyelenggara pilkada setidaknya mampu menghindari kerumunan untuk mencegah covid-19 namun tetap menggunakan hak pilihnya dalam pilkada,” tambahnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Made Wipra Pratistita dari LMND Bali yang sekaligus pemantik diskusi menjelaskan Pilkada bisa saja dilaksanakan apabila terdapat penurunan lonjakan kasus positif agar nantinya pilkada ini tidak menjadi klaster baru penyebaran virus Covid-19.
“Jika Pilkada tetap dijalankan tentu lembaga – lembaga terkait harus memperhatikan hal-hal ekstra dalam hal pencegahan penyebaran virus. Jangan sampai anggaran sebesar 19,6 Triliun tidak digunakan secara maksimal. Ia juga berharap agar lembaga terkait dapat memaksimalkan transparansi pilkada,  sehingga kualitas demokrasi kita tidak dipertanyakan,” jelasnya.
Diskusi yang sebagian besar dihadiri oleh kader-kader muda itu semakin malam semakin hangat. Salah satu peserta diskusi I Wayan Agus Pebriana memberikan pandangan terkait topik diskusi. Dia berpandangan “Pilkada ini mau tidak mau akan terus berjalan karena jika terlalu lama terjadi kekosongan pada pemimpin daerah, tentu akan membuat proses penanganan kasus covid 19 ini menjadi terhambat,” jelasnya.
Wayan Agus menegaskan dalam pelaksanaan Pilkada hal-hal teknis harus dimaksimalkan. “Misalnya adanya kampanye daring agar pengadaan internet dan perangkat dimaksimalkan terutamanya di pelosok daerah supaya hak-hak berpendapat setiap warga negara dapat disalurkan dengan baik,” tambahnya.
Diskusi Ngopi yang berlangsung selama 3 jam itu menghadirkan banyak pandangan, isu dan keadaan yang ada di suatu daerah. “Apapun yang menjadi pandangan situasi sekarang ini, hanya ada satu hal yang harus terus diingat yaitu selalu optimis dalam segala hal. Karena saat sudah optimis segalanya akan baik-baik saja,” ungkap Agus. (ist)