Pasek Suardika: Generasi Muda Harus Berjiwa Petarung

(Baliekbis.com), Generasi muda ke depan harus memiliki jiwa petarung dalam konteks positif agar bisa bersaing dengan anak muda negara lain di dunia. “Petarung itu bukan jadi preman tapi punya mental positif dan mampu bersaing dalam merebut peluang,” ujar Gede Pasek Suardika, Ketua Badan Kehormatan DPD RI saat diminta komentarnya, Kamis (10/8/2017)  terkait pembangunan mental bagi generasi muda di era global ini.

Menurut tokoh Partai Hanura ini, jiwa petarung itu sangat penting ke depan mengingat anak-anak muda di negara lain sudah bergerak begitu masif. “Kalau kita tak mau maju jelas akan tertinggal terus,” tegasnya. Pasek melihat di Bali masih banyak anak putus sekolah. Ini merupakan tantangan bagi pembangunan generasi muda ke depan. Dimasa mendatang hal ini tak boleh dibiarkan terus berlangsung. Karena itu ketika ditanya soal kesiapannya untuk maju di pilgub 2018, Pasek justru lebih melihat sejauh mana komitmen calon pemimpin Bali ke depan untuk memajukan masyarakatnya serta memeratakan penyebaran pembangunan. “Tak seperti sekarang hanya numplek di Bali Selatan. Kalau nanti ada calon pemimpin Bali yang punya komitmen secara tertulis untuk memeratakan pembangunan dengan menyebar APBD yang Rp 5 triliun  itu ke daerah-daerah yang selama kurang mendapat perhatian seperti Bali Utara dan Bali Timur kita pasti dukung dan saya siap mendampingi,” jelas Pasek yang mengaku sudah ada komunikasi intens dengan sejumlah figur yang kini disebut-sebut punya kans kuat sebagai Gubernur Bali mendatang. Seperti apa komitmen itu, menurut Pasek di antaranya menolak reklamasi Teluk Benoa dan mengembalikannya sebagai kawasan konservasi serta mau memeratakan pembangunan ke seluruh Bali. Ia akui pertumbuhan Bali memang bagus tapi pemerataannya kurang. Ini harus ada terobosan. Ibarat air, harus dibuatkan jalan sehingga airnya bisa mengalir kesana kemari.

Ditambahkan Pasek tantangan Bali ke depan cukuyp kompleks. Bukan saja soal ketimpangan pembangunan juga menyangkut kualitas SDM. Untuk itu pendidikan di berbagai bidang harus diprioritaskan agar generasi mendatang punya keberanian untuk berkompetisi secara global. Sekarang ini generasi muda tak dibangun untuk itu. Padahal hampir semua negara sudah menyiapkan warganya untuk kompetisi, bukan hanya dalam menghadapi MEA saja. “Kita tertinggal jauh untuk itu. Jadi perlu dirumuskan langkah-langkah ke arah itu dan Jokowi sudah melihat itu sehingga HUT Kemerdekaan ini diminta agar dibuat semeriah mungkin. Ini jelas maksudnya yakni membangkitkan semangat dan jiwa kebangsaan,” ujarnya. Untuk itu kuncinya tambah Pasek adalah pendidikan. Ia mencontohkan Korea maju karena anak-anak diwajibkan bela negara. “Kita belum. Sekarang ini guru keras sedikit saja sama anak didik sudah diprotes orangtua murid. Jadi dia malas urus anak didiknya sehingga tak ada pembangunan mental,” jelasnya. Padahal Indonesia adalah negara besar, penduduk besar dengan sumber daya alam yang besar. Mestinya rakyatnya maju dan dan makmur. Ditambahkan banyak hal-hal fundemantal yang harus dikembangkan, yang sederhana saja seperti lagu wajib tak banyak anak yang hafal. Ini harus dihidupkan kembali. Yang bisa membangun heroisme harus dibangkitkan lagi. Apalagi ideologi kita lagi terganggu. “Kalau ini tak mampu diatasi maka sumber daya alam kita bisa dikuasai bangsa lain. Pasek mencontohkan, hancurnya sejumlah negara karena perebutan sumber daya alam. Agama hanya dijadikan cap saja, tapi intinya bukan disana. (bas)