Pariwisata Indonesia Butuh SDM Berkualitas Internasional

(Baliekbis.com), Industri Pariwisata yang menjadi sektor unggulan pemerintah Indonesia dewasa ini adalah upaya yang tepat untuk menggerakkan perekonomian bangsa dan industri lainnya dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional.

Segala upaya telah ditempuh untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta turis di tahun 2019 yang sudah di depan mata. Di antaranya membuka dan mengembangkan konsep-konsep kepariwisataan yang lebih kreatif seperti digital tourism, nomadic tourism serta gastronomic tourism. Bahkan yang terkini digarap Kementerian Pariwisata dan sangat potensial adalah cross boarder tourism, yaitu menggarap para wisatawan yang merupakan warga negara tetangga dan berbatasan daratan langsung dengan Indonesia.

Di tengah riuh sumringah pariwisata tersebut, ada elemen yang memegang peranan sangat penting untuk dapat menyiapkan dan mengelola industri kepariwisataan secara komprehensif, profesional serta berkualitas tinggi. Elemen sumber daya manusia (SDM) – People – dalam konteks sustainability menjadi salah satu point utama dalam 3P (Planet, People, Profit).

Benar sekali bahwa program kerja dan pengelolaan industri pariwisata sangat tergantung dari kualitas SDM yang mengelola dan menjalankannya termasuk memimpin unit-unit usaha di industri ini. Menjawab tantangan tersebut,  Global Hospitality Expert (GHE) sebagai salah satu global academic partner dari American  Hotel & Lodging Educations Institute (AHLEI) turut serta secara aktif dan konsisten dalam membantu upaya penguatan kualitas SDM untuk dapat menampilkan kinerja terbaik sesuai standar internasional. Melalui program Certified Hotel Administrator (CHA) yaitu sertifikasi pengakuan dunia internasional untuk profesi Hotel General Manager, beberapa GM dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti kegiatan pelatihan dengan module-module yang dikeluarkan dari AHLEI dan diuji untuk mengetahui nilai akhir pencapaiannya terhadap standar kerja sebagai pimpinan hotel.

Yoga Iswara, BBA, BBM,MM,CHA selaku President Director GHE menyampaikan bahwa antusias para GM di Indonesia sangat tinggi untuk mengikuti program sertifikasi berstandar internasional ini. Hal ini mengingat semakin tingginya kesadaran bahwa bisnis pariwisata dan perhotelan adalah masuk dalam kelompok bisnis berskala internasional sehingga standar produk, layanan dan manejemen perusahaan harus juga menyesuaikan dengan standar internasional pula. “Ini adalah kemudahan yang luar biasa bagi rekan-rekan GM bahwa kami dari GHE hadir di Indonesia untuk menjembatani proses eskalasi standar GM lokal kita untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional.

Selain untuk prestige tersebut, tidak kalah pentingnya adalah ilmu pengetahuan dan keahlian yang diperoleh dari program CHA sangat luar biasa karena mencakup seluruh area dan divisi dalam bisnis hotel. GM menjadi semakin lebih percaya diri serta arah bisnis perusahaan semakin jelas, tepat dan mampu bersaing secara kompetitif. Data yang kami peroleh bahwa hampir 100% lulusan CHA ini memiliki kesempatan kerja lebih baik bahkan ada sekitar 30% diantaranya telah mampu menaikkan kelasnya ke level corporate bahkan membangun usaha jasa konsultan sendiri. Ini sungguh luar biasa,”ujar Yoga Iswara di sela-sela acara pengukuhan Certified Hotel Administrator (CHA) bagi peserta yang lulus menempuh ujian pada periode sepanjang 2018 ini, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada Sabtu (1/12).

Sementara itu bagi para General Manager pemula diadakan pelatihan General Manager Capacity Enhancement Course (GMCEC) dan untuk 2018 ini diadakan dua kali dengan peserta 18 orang keseluruhan. K. Swabawa, CHA, Director of Operations GHE menyampaikan “Pariwisata Indonesia bertumbuh sangat pesat dalam dekade terakhir, kita bisa lihat pertumbuhan di Bali yang sangat luar biasa, sesuai data Disparda Bali bahwa dari 2,8 juta wisman di 2012 naik menjadi 4,5 juta wisman lebih di 2017. Kenaikan hampir 65% dalam kurun waktu 5 tahun. Dan capaian nasional untuk 2018 ini untuk pertumbuhan kunjungan wisman masih bagus walau sempat terganggu beberapa kejadian seperti erupsi Gunung Agung dan gempa di Lombok, yaitu 11,8% untuk periode Januari-September 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Untuk itu pengelola unit usaha perhotelan sebagai salah satu produk dalam industri pariwisata ini harus didorong secara maksimal untuk mencapai level kinerja yang tinggi sesuai standar internasional. Sehingga turis yang berkunjung ke Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya memiliki kesan dan pengalaman yang bagus dan datang kembali lagi ke depannya disamping sebagai great promotor melalui testimony dan rekomendasinya.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner GHE I Made Ramia Adnyana, SE.,MM.,CHA mengatakan optimisme tinggi terhadap kemajuan SDM Pariwisata Indonesia. Dikatakannya bahwa sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan dan industri saat ini sudah cukup baik dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan kepariwisataan serta profesionalisme dan kompetensi pekerja kepariwisataan. “Semua stakeholder harus memainkan perannya dengan strategis untuk bersama-sama membangun industri ini. Kami berterima kasih pula pada pemerintah pusat melalui Asdep Kelembagaan dan Pengembangan SDM Kepariwisataan pada Kemenpar RI yang telah meluncurkan program sertifikasi kompetensi profesi dengan standar nasional yang disesuaikan dengan standar ASEAN. Nah kami di GHE ini meningkatkan lagi levelnya ke standar internasional, diakui di seluruh dunia dengan kompetensi yang sama. Tahun depan kami akan menyasar para guru-guru, instruktur dan dosen kepariwisataan untuk ikut pelatihan dan sertifikasi internasional ini,” tambah Ramia Adnyana yang juga sebagai Wakil Ketua Umum DPP IHGMA, organisasi para GM hotel di Indonesia, didampingi para Board of Director Fransiska Handoko, CHA.,CHIA dan Dewa Makapagal, SE.,MM.,CHA. (ist)