Pariwisata Berwawasan Budaya Terus Digencarkan

(Baliekbis.com), Komitmen Pemerintah Kota Denpasar mengembangkan sektor pariwisata yang berwawasan budaya terus digencarkan. Kali ini pengembangan pariwisata kembali ditujukan pada pelestarian subak. Mengingat, subak telah dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) tahun 2012. Selain itu, sebelumnya Pemkot Denpasar telah sukses menata Subak Sembung, Subak Angabaya serta beberapa subak lainya sebagai obyek wisata pertanian di Kota Denpasar.

Capaian inilah yang ingin digetok tularkan melaui Penyuluhan Kepariwisataan yang dlaksanakan Dinas Pariwisata Kota Denpasar yang bersinergi dengan Desa Ubung Kaja, Selasa (12/6) malam di Wantilan Desa Pakraman Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Denpasar. Kegiatan yang turut menampilkan Bondres Celekontong Mas ini dilaksanakan  guna memperkenalkan Subak Pakel menjadi obyek wisata pertanian baru di Kota Denpasar.  Hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani, Perbekel Desa Ubung Kaja, I Wayan Mirta, Jro Bendesa Pakraman Poh Gading, Jajaran Prajuru Desa, Panglingsir serta masyarakat Desa Ubung Kaja.

Dalam sambutanya, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani mengatakan, penyuluhan kepariwisataan ini merupakan agenda tahunan yang diselanggarakan oleh Diparda, yang mana setiap tahunya diparda melaksnakannya sebanyak dua kali. Dan pelaksanaan tahun ini menyasar Desa Ubung Kaja guna mempromoskan Subak Pakel di Ubung Kaja sebagai destinasi pariwisata budaya dengan mempertahankan kearifan lokal yang dimiliki desa. “Dengan cara melaksanakan penyuluhan kepariwisataan melalui media  Bondres Celekontong Mas ini diharapkan menjadi sarana promosi sekaligus menjadi wahana untuk membuka kesadaran masyarakat sebagai elemen penting pariwisata untuk bersama-sama seluruh steakholder terkit turut mengembangkan pariwisata baru di Kota Denpasar,” paparnya.

Dimana lanjut Dezire, nantinya diharapkan antusias warga yang menyaksikan pagelaran Bondres Celekontong Mas dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan sektor pariwisata daerah khusunya keberadaan subak dan menumbuhkan rasa sadar wisata di masyarakat. “Selain focus kepada pengembangan obyek wisata baru melalui sapta pesona yaitu menciptakan kondisi destinasi yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan menciptakan kenangan yang positif bagi wisatawan yang berkunjung, pengembangan wisata pertanian di Kota Denpasar dapat menjadi sarana pelestarian subak sebagai warisan pengairan leluhur masyarakat Bali di bidang pertanian”, ungkap Dezire.

Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, IB Alit Surya Antara dalam laporanya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk menggali, mengembangkan, memanfaatkan, sekaligus memelihara berbagai potenasi wisata yang ada di Kota Denpasar. Sehingga, kedepanya dengan maksimalnya pemanfaatan potensi wisata juga turut berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Kota Denpasar. “Penyuluhan ini sebagai upaya menggali potensi desa yang ada di Kota Denpasar yang bermuara pada peningkatan kunjungan wisata guna mencapai kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Sementara, Perbekel Desa Ubung Kaja Wayan Mirta mengatakan bahwa seluruh steakholder di Desa Ubung Kaja ingin menjadikan Subak Pakel sebagai objek wisata. Hal itu dilakukan karena lahannya cukup luas yakni sebanyak 63 hektar. “Tanah disana diminati oleh banyak pengembang property. Agar lahan sawah di  subak ini tidak habis maka kita harus berpikir bagaimana cara mempertahankan. Salah satu cara adalah dengan menjadikan objek wisata agrikuktural dengan menyajikan obyek wisata sekaligus menanamkan nilai budaya leluhur dalam bertani” ujarnya.

Ia mengatakan sebuah desa indetik dengan adanya sawah, sungai maupun ladang. Untuk mendukung maksimalnya objek wisata Subak Pakel tersebut pihaknya berencana membentuk kelompok tani perkotaan. “Kita akan konsep petani ala kota atau urban farming selain itu ia juga akan membuat disain yaitu desa wisata,” ungkapnya. Selain itu pihaknya juga akan membuat konsep wisata yang menggugah adrenalin. Urban farming juga akan dirubah agar tidak bertani padi saja. Dengan cara itu ia yakin maka penghasilan petani dari sekian hare lahan akan menghasilkan lebih dari pada petani padi biasa. “Pengelolahan subak dengan metode seperti ini tentunya akan dapat menambah PAD. Serta tanah milik masyarakat bisa bernilai lebih untuk masyarakat sendiri. Selain itu akan lahir petani- petani muda dan membuat konsep pemikiran baru kepada para petani seperti daerah maju lainnya,” pungkasnya. (ags)