Parade Kolosal 230 Gebogan Raih MURI

(Baliekbis.com), Parade kolosal berupa 230 Gebogan yang dibawakan ibu-ibu PKK Kuta Badung mendapat penghargaan bergengsi dari Museum Rekor Indonesia (MURI).Parade gebogan tersebut digelar DPW Forum Bela Negara (FBN) Bali, Jumat (10/11) di Park 23 Mall Tuban bertepatan dengan hari Pahlawan dan HUT ke-8 Mangupura, berkerja sama dengan Pemkab Badung.

Acara yang dibuka Wakil Bupati Badung Drs. Ketut Suiasa dihadiri Dandim Kab. Badung, Ketua FBN Bali, tokoh Aliansi Masyarakat Bali, anggota DPRD Badung dari Kuta, dan Museum Rekor Indonesia (MURI). Ketua FBN Bali Agustinus Nahak selaku ketua panitia mengatakan Parade 230 Gebogan ini dibawakan oleh ibu-ibu PKK dari Kuta serta dimeriahkan dengan fire dance dan penyanyi Bali Widiana. Pada acara puncak, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Pemkab Badung yang diterima langsung Wakil Bupati Drs. Ketut Suiasa. MURI juga memberikan penghargaan rekor dunia itu kepada FBN Bali yang diterima Ketua FBN Bali. Penghargaan diberikan karena keberhasilan menyelenggarakan parade gebogan terbanyak di dunia.

Ketua FBN Bali Agustinus Nahak mengatakan menjaga, melestarikan serta mempromosikam budaya lokal kepada dunia adalah salah satu bentuk nyata bela negara. Dengan acara yang diselenggarakan FBN Bali ini, ia mengharapkan masyarakat tetap bangga dan cinta serta melestarikan budaya lokal. “Ke depan bukan hanya budaya gebogan saja namun budaya-budaya lainnya baik di Bali maupun luar daerah tetap bisa dilestarikan dan dikenalkan kepada dunia, bahwa Indonesia sesungguhnya kaya akan budaya,” jelasnya. Dengan digelarnya parade ini harapnya masyarakat Bali khususnya dan Indonesia umumnya tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga 4 konsensus kebangsaan yakni Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI serta nilai-nilai bela negara. Agus Nahak menjelaskan saat ini FBN Bali telah terbentuk di 8 kabupaten dan 1 kota. Kehadiran FBN Bali dengan visi dan misi memviruskan bela negara kepada semua elemen masyarakat agar memiliki cinta bela negara, rasa nasionalisme dan cinta tanah air sesuai profesi masing-masing. Agus Nahak menegaskan, bela negara bukan dengan angkat senjata maupun militerisme. Namun bela negara dengan profesi masing-masing. “Saya mengajak masyarakat Bali khususnya agar tetap menjaga keutuhan NKRI serta bersatu dalam kebhinekaan, agar dijauhkan bangsa ini dari intoleransi dan radikalisme. Kita bangsa yang beradab dan berbhineka tunggal ika, kita berbeda-beda tapi tetap satu yaitu NKRI harga mati,” tegas Agus Nahak yang juga pengacara senior ini. (bas)