Pantau Satwa secara Real Time berbasis Image Processing, Mahasiswa UGM Ciptakan D-Max Drone

(Baliekbis.com), Pemantauan populasi satwa umumnya dilaksanakan dengan metode survei lapangan secara visual.  Kendala yang sering dialami pengamat dalam pemantauan dengan metode tersebut adalah akses menuju lokasi pengamatan yang sulit dijangkau atau membahayakan keselamatan pengamat. Teknologi modern Sistem Informasi Geografis (SIG) dan penginderaan jarak jauh (Inderaja) dapat digunakan untuk mendapatkan data spasial digital dengan cepat dan akurat, sehingga mampu menjawab masalah kebutuhan informasi para pemangku kebijakan.

Di zaman industri 4.0 ini aset termahal bukan lagi pada minyak ataupun batubara melainkan data. Data memiliki nilai jual yang tinggi jika berada pada transaksi yang tepat. Metode pengambilan data satwa masih tergolong manual sehingga memakan waktu lama. Karena dalam pengambilan data yang lama, akibatnya jarang sekali suatu Lembaga melakukan pengelolaan data satwa. Padahal data satwa memiliki nilai jual yang tinggi karena dapat diolah oleh komunitas pecinta satwa, badan perlindungan satwa, hingga pemerintahan. Oleh sebab itu diperlukan metode pengambilan data satwa yang cepat, efektif, dan akurat sehingga memudahkan dalam pengambilan data satwa.

Penggunaan UAV sebagai instrument riset satwa sebaiknya didesain agar mudah diterbangkan, dapat digunakan pada area bertebing, dapat dikendalikan secara otomatis, hanya memerlukan waktu singkat bagi pilot untuk mengoperasikannya serta dapat menghasilkan gambar yang terkoreksi secara geometris. Sehubungan dengan masalah tersebut  mahasiswa UGM menciptakan suatu alat yaitu “D-Max (Drone-Mapping Animals  XCopter)-Drone Pemetaan Satwa secara Real Time berbasis Image Processing”. 3 mahasiswa tersebut terdiri dari Adintaka Galih Sinara (Teknik Fisika 2015) sebagai Hardware Engineering, Bimantara Hanumpraja (Teknik Fisika 2015) sebagai Machine Learning Engineering, serta  Monicha sherly Marshela sebagai Geodet Engineering (Teknik Geodesi 2016). Ketiga mahasiswa tersebut tergabung dalam sebuah tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) terdanai dengan yang dibimbing oleh Nazrul Effendy, ST. MT. Ph.D.

“Drone yang kami rakit tidak hanya berfungsi sebagai monitoring saja, melainkan computing dan mapping sehingga pada setiap Kawasan yang dilalui oleh drone kami maka dapat langsung diketahui jumlah satwa yang dapat terhitung melalui pemantauan udara. Untuk mempermudah dalam pengolahan citra, drone yang kami rakit dilengkapi dengan gymbal 3d Axis yang berfungsi untuk menstabilkan kamera sehingga kualitasi gambar dan video yang ditangkap minim akan noise” ujar Adin selaku ketua tim dan hardware engineering dalam tim tersebut.

“Alat tersebut menggunakan Machine Learning dalam komputasinya, sehingga setiap citra yang diperoleh dikomputasi lagi agar citra yang dihasilkan tidak mengalami korupsi data yang diakibatkan adanya pergerakan dari drone ataupun spesifikasi kamera. Selain itu D-Max melakukan pemetaan satwa  secara real time dan terintegrasi dengan PC (Personal Computer) sehingga gambar yang dipotret dapat langsung dianalis melalui PC menggunakan metode Deep Learning untuk dihitung jenis satwa dan jumlahnya. Pada pengontrolan D-Max digunakan software yang mengintegerasikan antara WebGIS yang berfungsi sebagai visualiasi peta dan UgCS yang berfungsi sebagai mission planner, agar lokasi dan satwa dari pemetaan dapat diketahui nilai titik koordinatnya. Dengan adanya D-Max ini diharapkan pengambilan data satwa menjadi lebih efektif dan efisien. (ist)