Panglingsir Puri Ageng Mengwi Dorong NTT Kembangkan “Dewi”

(Baliekbis.com), Bupati Badung dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) Anak Agung Gde Agung,SH mendorong agar daerah di NTT mengembangkan Dewi alias Desa Wisata, karena daerah tersebut punya potensi alam, budaya dan atraksi yang memikat wisatawan mancanegara dan domestik.

Hal itu disampaikan Gde Agung saat diskusi putaran ke-3 dengan The Nubanara Institute (TNI) di Puri Ageng Mengwi, Sabtu (3/11). Panglingsir Puri Ageng Mengwi ini mengatakan sebagai salah satu penyangga destinasi wisata Bali, NTT mesti mengembangkan desa wisata karena konsep desa wisata adalah, dari oleh dan untuk masyarakat.

“NTT punya potensi alam, budaya, sejumlah atraksi beragam yang layak untuk dikembangkan. Bagi turis asing mereka tak perlu fasilitas akomodasi yang mewah yang terpenting mandi, cuci, kakus berstandar internasional. Dengan konsep ini wisatawan dapat berinteraksi dengan masyarakat, tentunya duitnya juga langsung dirasakan masyarakat setempat,” kata Gde Agung.

Selain itu, menurut Gde Agung, masyarakat terus diedukasi agar ramah terhadap setiap pendatang, termasuk wisatawan yang berkunjung ke destinasi. “Kalau masyarakat terus diedukasi pasti mereka akan sadar. Apalagi mereka mendapatkan manfaatnya, tentu dengan sendiri menyadari, dan ramah terhadap setiap orang yang berkunjung ke destinasi. Desa wisata perpaduan antara akomodasi, atraksi dan fasilitas yang menyatu pada kehidupan masyarakat yang berpegang pada kearifan lokal. Dan NTT punya kearifan lokal yang begitu banyak,” kata Gde Agung sembari berharap agar lembaga kajian The Nubanara Institute ini hendaknya menjadi salah satu leader change (pemimpin perubahan) di daearah masing-masing. “Saya salut dengan usaha dari teman-teman ini yang “jengah” membangun daerah melalui kontribusi pikiran. Intinya, desa wisata yang menarik punya konsep yang matang agar destinasi itu layak dikunjungi turis,” ujarnya.

Sementara anggota Dewan Penyantun The Nubanara Institute, Teguh Novrizal Kalake mengingatkan, keberadaan lembaga ini tidak hanya mengkaji budaya satu daerah tertentu. “Lembaga ini berkontribusi melalui pikiran, baik ekonomi, sosial, politik dan budaya untuk skala lokal, nasional dan regional. Jadi kami tidak fokus pada kajian budaya daerah tertentu, Lembaga bergerak, kontribusi melalui pikiran baik untuk Bali, NTT dan bangsa,” kata pria yang akrab disapa Ovi, yang memiliki pengalaman 20 tahun bekerja di kapal pesiar dan sekarang punya lembaga pendidikan dan pelatihan merekrut tenaga kerja untuk berkerja di luar negeri.

Sementara Ketua Dewan Penyantun The Nubanara Intitute, Umar Bin Alkhatab menambahkan, diskusi putaran ke-4 segera dilakukan bulan November ini dengan narasumber Walikota Denpasar, I.B. Rai Dharmawijaya Mantra dengan tema “Economy Orange”. (pol)