Panglima TNI Kukuhkan KRI I Gusti Ngurah Rai

(Baliekbis.com), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengukuhkan nama KRI I Gusti Ngurah Rai untuk melengkapi sejumlah kapal perang sebelumnya dalam upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 ditandai dengan memercikan tirtha/air suci (melaspas) dan menorehkan simbol-simbol pada kapal. KRl l Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal yang mampu membawa 120 kru dengan kecepatan 28 knots. Kapal perusak kawal rudal ini memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronika, sekaligus memiliki kemampuan membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

“Kapal ini merupakan bagian integral untuk membangun ketahanan negara serta sebagai kebangkitan dan kejayaan TNI AL,” kata Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengukuhkan kapal itu di Pelabuhan Benoa, Rabu (10/1). Hadir dalam acara itu di antaranya Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Gubernur Bali I Made Mangku Pastika.

Panglima menegaskan bahwa Indonesia terletak di silang dunia serta memiliki posisi geopolitik dan geostragis antara Asia dan Australia yang rawan dimasuki pihak asing. Oleh sebab itu, kata Panglima, keberadaan sebuah alutsista yang modern sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan NKRI. “Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah perairan yang membutuhkan kekuatan angkatan laut untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara,” katanya.

Panglima mengatakan bahwa keberadaan KRI I Gusti Ngurah Rai akan memberikan warna baru untuk TNI AL agar mampu mewujudkan suatu kekuatan yang berkelas dunia. Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 memiliki makna besar bagi pembangunan kekuatan maritim Indonesia, khususnya bagi TNI AL. Penamaan kapal kombatan TNI AL dengan nama pahlawan I Gusti Ngurah Rai merupakan ketiga kali. Sebelumnya, pada masa Orde Lama, nama I Gusti Ngurah Rai disematkan pada sebuah fregat TNI AL Kelas Riga buatan Uni Soviet dan pada era Orde Baru nama itu kembali diberikan untuk satu kapal perang jenis “destroyer escort”  Kelas Claude Jones buatan Amerika Serikat. (sus/ist)