Panen Padi Organik dengan SRI di ALC Hasilkan 11,8 Ton GKP/Hektar

(Baliekbis.com),Percontohan penanaman padi dengan SRI (System of Rice Intensification) di ALC (Agro Learning Center) kawasan Cekomaria Denpasar berhasil dengan hasil panen yang sangat menggembirakan.

Tanaman padi di lahan sekitar 300 meter persegi tersebut tumbuh subur dengan hasil panen rata-rata 11,8 ton gabah kering panen (GKP) per hektar. “Padi go organic ini lebih hemat biaya inputnya, sekitar 20% dibanding padi konvensional. Ini artinya sektor pertanian di perkotaan dengan lahan terbatas kalau dikelola dengan baik dan tepat bisa mendatangkan hasil yang tidak kalah dengan sektor informal lainnya,” jelas Founder ALC Ir. Nyoman Baskara,M.M. saat panen padi, Senin (25/4).

Panen padi percontohan tersebut selain disaksikan petugas Dinas Pertanian setempat, PPL dan mahasiswa FP Mahasaraswati yang tengah mempersiapkan praktek lapangan di ALC, juga hadir pakar SRI Ir. IBG Arsana.

Baskara menjelaskan lahan ALC sekitar 30 are, sebagian dikembangkan perikanan lele dengan sistem bioflok yang dilengkapi kolam pancing, hortikultura dan aneka tanaman ekonomis lainnya. “Namun yang prinsip, kita kita ingin ALC ini jadi tempat berbagi ilmu dan keterampilan di bidang pertanian dalam arti luas dengan melihat langsung prakteknya di lapangan,” tambah Baskara.

Karena itu dalam keseharian, ALC banyak dikunjungi kalangan kampus dan instansi serta komunitas yang interes dengan pelestarian pertanian. ALC membuka ruang bagi generasi milenial dan kalangan lain untuk memajukan sektor pertanian.

Sementara itu pakar SRI yang juga Direktur PT Bali SRI  Organik IBG Arsana mengatakan sejatinya banyak komoditas yang bisa dikembangkan di perkotaan (lahan terbatas). Sebab banyak cara dan teknologi yang bisa diadopsi. “SRI ini salah satu contohnya yang bisa memberi produktivitas tinggi dan ramah lingkungan. Sebab padi yang dikembangkan hanya menggunakan pupuk organik namun mampu memberikan hasil yang besar,” ujar jebolan IPB Bogor ini.

Karena itu tak mengherankan banyak subak di Bali mengembangkan tanaman padinya dengan SRI ini karena terbukti hasilnya tinggi dan organik tentunya. Kelebihan lainnya, dengan SRI ini, tanaman padi setelah panen masih bisa ditumbuhkan lagi.

IBG Arsana tunjukkan anakan padi dengan pola SRI

“Jadi dengan pola Salibu (Salin ibu), sisa tanaman padi dibiarkan sekitar 10 cm untuk ditumbuhkan lagi. Dari ujicoba, salibu ini memberikan hasil yang cukup bagus. Jadi dengan sekali tanam benih bisa untuk dua kali pertanaman,” jelas Arsana.

Tingginya produktivitas dengan SRI ini sangat dimungkinkan karena anakannya sangat banyak sehingga potensi perkembangan malai yang menghasilkan bulir padi sangat banyak. Dalam percontohan di ALC,  rata-rata jumlah anakan dalam serumpun mencapai 50 dan tiap malai berisi 200 bulir padi. (bas)