Pameran Situs dan Ritus, Kenalkan Tatanan Rohani Bali Tua

(Baliekbis.com),Pameran situs dan ritus peradaban Bali tua Bakti Pertiwi Jati (BPJ) di Denpasar Art Space (DAS) banyak diminati kalangan siswa di Kota Denpasar.

Puluhan siswa-siswi SMP Tawakal Denpasar mengunjungi pameran yang menyajikan beragam karya fotografi, lukisan, video tentang situs dan ritus. Para pengunjung mendapat pemaparan langsung dari tim BPJ yang diasuh oleh Jro Mangku Sara, Nyoman Ardika atau Sengap, Made Bakti Wiyasa, Kadek Wahyudita dan tim lainnya.

Satu per satu objek foto maupun lukisan yang memperkenalkan arsitektur khas Bali, di kawasan pura maupun bangunan suci di Bali yang sarat dengan simbol dan memiliki makna tersendiri dijelaskan kepada para siswa.

Selain berkunjung untuk melihat tatanan peradaban bangunan yang memiliki segudang makna, spirit yakni tatwa. Pameran kali ini juga menghadirkan kelas budaya yang menyertakan sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Bali. Di antaranya, Universitas Hindu Indonesia (Unhi), ISI Denpasar , IHDN dan IKIP PGRI Denpasar.

“Untuk kelas budaya memang kita kemas dalam diskusi melibatkan para mahasiswa guna lebih memperkenalkan dibalik simbol, pemaknaan serta fungsi dan spirit dari setiap bangunan, ” ujat Jero Mangku Sara, Senin (29/4) di Denpasar

Dikatakan, kenapa melibatkan para mahasiswa, sebab generasi muda yang akan mewarisi dan meneruskan kecerdasan banyak situs di Bali agar kedepan pelestarian tatanan rohani kita terjaga.

“Kita kenalkan kepada mereka para siswa, mahasiswa, apa itu situs, kenapa bangunan di pura beraneka ragam, sejauh ini banyak yang tidak paham apa sebenarnya fungsi bangunan – bangunan suci di Bali, yang notabene antara Pura yang satu dengan yang lainya tidak memiliki kesamaan, ” terangnya.

Kadek Wahyudita, salah seorang tim BPJ menjelaskan kelas budaya ini cukup menarik, membuka ruang untuk berinteraksi langsung, dengan topik penting membahas situs.

“Selama ini belum banyak yang sadar, ketika banyak terjadi pembongkaran situs tanpa memperhatikan konten, baik simbol, makna dan sebagainya, hanya dihantam dengan bahan – bahan baru, sehingga kita kehilangan jejak,” kata Wahyu.

Ditambahkan, hadirnya mahasiswa dalam diskusi ini, saya sangat mengapresiasi sekali, karena jelas para generasi muda Bali yang akan memperhatikan keberadaan situs di masa depan.

Pameran yang berlangsung 25 April – 9 Mei 2019, menurut Ketua BPJ, I Made Bakti Wiyasa, bersinergi dengan Pemerintah Kota Denpasar khususnya Dinas Pariwisata Kota Denpasar. Pelaksanaan pameran ini didukung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Bupati Badung, Bupati dan Wakil Bupati Tabanan, serta Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Bakti Wiyasa, Gubernur Bali Wayan Koster sangat mengapresiasi kerja BPJ dalam upaya ngentenin (membangkitkan kesadaran) untuk mencintai heritage di Bali, salah satunya dengan event pameran ini, dan membuat kelas-kelas budaya pada situs-situs kuno. Terlebih apa yang dilakukan oleh BPJ sangat selaras dengan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta sesuai dengan visi Gubernur “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

Secara keseluruhan semua item karya dalam pameran “Situs dan Ritus Peradaban Bali Tua” merepresentasikan rekaman peradaban tua secara detail sebagai varian-varian keindahan simbolik berupa foto, film dokumenter, drawing, lukisan yang mewujudkan masing-masing dari tatanan peradaban Tri Maha Lingga Bali (Mahaagung, Mahaawidya, Maharata).

Adapun secara rinci jumlah karya yang dipamerkan terdiri atas sebuah film dokumenter ritus serta 113 foto situs dan ritus yang fotonya diambil sendiri oleh para fotografer BPJ. Kemudian ada 7 lukisan dan 4 karya drawing oleh Bakti Wiyasa. Selain itu, ada 8 karya dari fotografer lainnya yakni Bayu Pramana (3 foto), Rudi Waisnawa (3 foto), dan Naya Suanta (2 foto). (sus)