Pakar Penginderaan Jauh UGM Prof. Dr. Soetanto Tutup Usia

(Baliekbis.com), Pakar Penginderaan Jauh UGM, Prof.Dr. Soetanto meninggal dunia, Rabu (15/4) pada usia 86 tahun. Guru Besar Fakultas Geografi UGM ini dimakamkan Kamis (16/4) dimakam keluarga yang berada di di Desa Bligo, Ngluwar, Magelang, Jawa Tengah. Sebelumnya, jenazah disemayamkan di Balirung UGM untuk mendapatkan penghromatan terakhir dari keluarga besar UGM.

Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN., Eng., menyampaikan rasa rasa duka dan kehilangan yang mendalam karena kembali kehilangan guru, senior, dan salah satu putra terbaik UGM. Panut mengatakan almarhum selama masa hidupnya telah menyumbangkan banyak pemikiran dalam bidang Geografi, khususnya penginderaan jarak jauh. Dalam upacara pengukuhan beliau sebagai guru besar pada tahun 1984 menyampaikan pidato dengan judul “Penginderaan Jauh dan Kedudukannya dalam Lingkup Geografi”.

“Prof. Dr. Soetanto merupakan sosok ilmuwan yang sangat tekun dan bersemangat dalam mengembangkan bidang ilmunya dan sangat mencintai ilmunya. Dalam pandangan beliau, penginderaan jauh adalah seni,” paparnya. Dalam kecintaan terhadap ilmunya tersebut Prof.Dr. Soetanto menjadi salah satu pelopor penginderaan jarak jauh di Indonesia. Atas kepeloporan ini dia mendapatkan julukan sebagai Bapak Inderaja Nasional. Di UGM juga tercatat dalam sejarah menjadi pendiri PUSPICS dan S2 Penginderaan Jarak Jauh Fakultas Geografi.

Kepakaran Prof. Dr. Soetanto tidak hanya mendapatkan pengakuan di tingkat UGM dan nasional saja, namun juga di tingkat internasional. Pada tahun 1985 mendapatkan penghargaan best article dari The International Journal of Remote Sensing di London. Selanjutnya pada tahun 1986 penelitian tentang citra radar survei juga mendapatkan predikat best article dan best speaker dalam the 18th Symposium on Remote Sensing of Environment.

Almarhum semasa hidupnya juga aktif dalam berbagai organisasi internasional, antara lain sebagai wakil Indonesia di The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific bahkan sempat menjadi pemimpin sidang dalam forum tersebut. Yang terakhir beliau dipercaya sebagai President of the Indonesian Geographist of the Asian Region.

“Sungguh, beliau telah mencapai puncak capaian yang membanggakan kita semua, generasi penerusnya,” tutur Panut. Di tengah berbagai kesibukan mengembangkan ilmu pengetahuan, Prof.Dr. Seotanto tak pernah lupa untuk membangun karakter unggul generasi muda. Dalam berbagai kesempatan dia sering  berpesan agar generasi muda Indonesia, khususnya mahasiswa UGM, memiliki sikap tekun, disiplin, dan jujur. Menurutnya, ketiga sikap ini adalah kunci keberhasilan. Prof.Dr. Soetanto pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Geografi UGM periode 1991-1994. Saat meninggal dunia, Soetanto menjabat sebagai Guru Besar Emeritus Bidang Ilmu Kartografi dan Penginderaan Jauh. (ika)