Pak Oles Buktikan Pertanian Organik Buahkan Hasil Maksimal

(Baliekbis.com), Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr telah membuktikan tanaman kopi, cengkeh dan 315 jenis tanaman obat yang dikembangkan dalam pertanian organik pada hamparan seluas delapan hektar di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng mampu memberikan hasil yang maksimal.

“Ratusan jenis tanaman obat yang dirawat dengan menggunakan pupuk cair effective microorganisme (EM4) dan pupuk padat Bokashi Kotaku menjadi bahan baku untuk memproduksi Minyak Oles Bokashi, Minyak Tetes Bokashi dan belasan jenis produk lainnya yang telah menjangkau pasaran lokal Bali, nasional maupun mancanegara,” kata Pak Oles  dalam wawancara yang disiarkan Stasiun Tvne Bali di Denpasar, Sabtu (13/6).

Ia mengatakan, berkat rekomendasi dari  Prof Dr Teruo Higa, penemu teknologi EM yang juga guru besar Universitas Ryukyus Okinawa Jepang, tempatnya menyelesaikan pendidikan S-2  tahun 1990 langsung membawa dan memperkenalkan ke  Indonesia.   Teknologi yang diperkenalkan kepada masyarakat luas di Nusantara, termasuk mengolah sampah menjadi pupuk organik di tempat pembuangan akhir (TPA)  di Suwung, Kota Denpasar telah diadopsi sejumlah TPA di Indonesia.

Penerapan teknologi EM untuk bidang pertanian dalam arti luas dan berbagai aspek kehidupan lainnya dapat dilakukan di mana saja, baik di dataran kering dan dataran basah. Karena mikro organisme selalu dapat berkembang dengan baik. “Saya telah membuktikan dengan pertanian organik, hasilnya dapat diolah menjadi MOB, Minyak Tetes Bokashi dan belasan produk lainnya yang pemasarannya semakin meluas,” kata Pak Oles.

Pak Oles, anak sulung dari empat bersaudara pasangan Ketut Sudana-Luh Sriwati, pada awal-awal merintis usahanya itu melakukan pembibitan dan pengembangan ratusan jenis tanaman herbal di atas hamparan yang berhawa sejuk. Lahan yang berundang-undang (terasering) ditata sedemikian rupa dengan ratusan jenis tanaman herbal, sehingga lingkungannya menjadi hijau dan lestari. Usaha pembibitan dan pengembangan tanaman obat dilakukan secara berkesinambungan, sehingga bahan baku tetap tersedia untuk memproduksi perusahaan yang berbasis obat-obatan tradisional terbear di Bali.

Dalam perkembangannya tanaman obat organik di Desa Bengkel itu, kini  dikembangkan sebagai agro industri, dengan harapan bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia maupun mancanegara. Kebun tanaman obat, buah kerja keras Pak Oles  sempat  menarik perhatian  dua  guru besar dari Tokyo University of Agriculture (Tokyo Nogyo Daigaku) yakni  Prof. Dr. Yamaguchi (Emeritus Prof) dan Prof. Dr. Rie Miyaura dari Faculty of International Agriculture and Food Studies yang secara khusus melihatnya dari dekat.

Kunjungan kedua guru besar tersebut diantar seorang mahasiswa asal Bali yakni Komang  Wibhuti Emriko yang sedang menyelesaikan program pascasarjana S-2 di perguruan tinggi tersebut  untuk melakukan penelitian tentang  Etnobotany, khususnya  bisnis Minyak Oles Bokashi, sejarah penemuan, industri dan pemasaran. Komang Wibhuti Emriko, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Gede Ngurah Wididana – Komang  Dyah Setuti sedang menyelesaikan pendidikan  bidang Agribisnis Managemen di Tokyo University mendapat kesempatan untuk mengantar kedua profesor melakukan penelitian di Pulau Dewata. (ist)