Paiketan Yowana Bali: Kemandirian Ekonomi Benteng Menjaga Adat dan Budaya

(Baliekbis.com),Ketua Umum Paiketan Krama Bali Dr. Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc. mengatakan penting menghimpun para Yowana (Pemuda – Pemudi Bali) untuk membangun solidaritas dan menggali potensi kepemimpinan di tingkat STT seluruh Bali.

”Paiketan Krama Bali dibentuk untuk menjadi wadah tokoh-tokoh di Bali berkolaborasi dan berkontribusi dalam membangun Bali, termasuk melalui penguatan Paiketan Yowana Bali,” ungkap Agung Suryawan yang juga akademisi di Universitas Udayana dalam Seminar Sekeha Teruna Teruni (STT) se Kota Denpasar, Minggu (7/7/2019) di Gedung Graha Sewaka Dharma.

”Untuk itu, sudah menjadi tugas bersama masyarakat dan pemuda di Bali untuk meningkatkan rasa persatuan dan persaudaraan untuk berkarya demi keajegan Bali,” papar Suryawan. Seminar yang bertajuk ”Bersatu, Bersaudara, Berkarya” ini menghadirkan dua pembicara yakni Spiritualis dan Penulis Buku dr. Wayan Mustika dan Direktur Spirit Vivakananda dan Aktivis Muda Gerakan Membaca Bhagawadgita Dr. Ni Kadek Surpi Aryadharma,S.Pt, M.Fill.H.

Seminar ini digagas dalam sebuah pertemuan antara Walikota Denpasar, IB. Rai Darmawijaya Mantra,S.E,M.Si. dengan para aktivis Paiketan Krama Bali. Walikota menyambut antusias ide para pentolan Paiketan untuk melibatkan Sekaa Taruna Teruni se Kota Denpasar untuk membangun Bali mulai dari Kota Denpasar.

Walikota Rai Mantra dalam seminar tersebut menekankan pentingnya membangun ekonomi kreatif dan UKM untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Kota Denpasar melalui anggota Sekeha Teruna-Teruni.

Kata Rai Mantra, meski pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar mencapai 6 % namun itu tidak sepenuhnya menjadi ”milik” krama Bali. Kata Rai Mantra, para pemuda Kota Denpasar harus merebut peluang yang saat ini telah dikuasai oleh migran dari luar Bali.

”Jika ekonomi sudah digarap, maka akan tercipta kemandirian ekonomi. Jika ekonominya sudah kuat maka masyarakat akan mampu melakukan kaderisasi dari berbagai aspek dan akan lebih mampu sekaligus melestarikan adat dan budaya Bali.
Sehingga bisa menjaga manisnya kebudayaan Bali” ucap Rai Mantra.

Narasumber dokter Wayan Mustika mengatakan, manusia memiliki potensi sangat besar sebagai juara. Mustika yang telah menulis puluhan buku ini menyebut, kekuatan alam bawah sadar pada diri setiap orang itu harus diarahkan untuk meraih goal (tujuan) hidup.

Dr. Ni Kadek Surpi Aryadharma memompa semangat para peserta dengan beberapa kutipan kitab suci. Jika para pemuda mau tampil sebagai pemimpin maka setidaknya harus membaca dua buku yakni Bhagawadgita dan Artha Sastra.

Menurut Surpi, pemimpin itu harus dilatih dan terlatih. Jika para pemuda tidak segera mengasah diri mulai sekarang maka tak mustahil dalam 5 sampai dengan 10 tahun mendatang, posisi- posisi penting seperti Walikota Denpasar akan direbut oleh orang non Hindu.

Anggota STT se kota Denpasar yang hadir sejumlah 100 an orang tampak sangat antusias mengikuti seminar ini hingga akhir. Yang tak kalah penting, seminar diisi dengan Deklarasi Pembentukan Paiketan Yowana Bali Kota Denpasar yang dibacakan oleh empat perwakilan STT. Mereka sepakat untuk melengkapi susunan personalia PYB dengan menampilkan figur-figur pemuda yang kreatif yang akan menggerakkan para pemuda lainnya. (ram)