Pagelaran Kolosal, Ungkapan Cinta untuk Indonesia.

(Baliekbis.com), Dalam meningkatkan rasa kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Yayasan Bumi Bali Bagus bekerjasama dengan Yayasan Giri Purwa Acharya menggandeng seniman dan musisi Bali dalam sebuah pagelaran kolosan dengan judul Nusantara Bangkit bertempat di Taman Budaya Art Center, Senin malam (24/04/17).
Ir. I Gst Ngurah Bagus Muditha menjelaskan, kegiatan kolosal tersebut diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan kembali kesadaran akan keberagaman yang membentuk NKRI. “Kegiatan ini sesungguhnya sebagai bentuk kesadaran kita bahwa NKRI ini terbentuk dari berbagai keragam seperti budaya, suku, ras, adat dan agama yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,” ucapnya selaku pembina dari Yayasan Bumi Bali Bagus (YBBB).
Ia menanbahkan, kegiatan tersebut juga sebagai bentuk dari implementasi bela negara dan kearifan lokal warisan leluhur orang Bali “Tri Hita Karana” yang bernilai universal hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan lingkungan.
Melihat hal tersebut, pihaknya melakukan penggalian dana untuk pembangunan wantilan Pura Tirta Wening di Dusun Gempoldampit, RT 051 RW 006, Desa Kedungwungsu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Upaya tersebut nantinya untuk menunjang sarana dan prasarana umat pada daerah tersebut dapat melaksanakan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaannya. Untuk itu, pihaknya juga mendorong pembangunan pura tersebut tetap mempertahankan budaya setempat atau kearifan lokal sebagai identitas daerah setempat.

Sekaligus, masyarakat setempat agar melakukan pemeliharaan dengan baik, setelah dilakukan pembangunan. Ia juga menambahkan, pihaknya dalam menjaga hubungan antar sesama mengkemas dalam bentuk penampilan seni budaya kolosal dengan menggandeng maestro musik Bona Alit yang melibatkan sekitar 350 pelaku seni.


Hal itu, mampu memberikan hiburan kepada masyarakat umum, bahwa Indonesia memiliki kekayaan bidang kesenian yang spektakuler yang patut dibanggakan.
“Pagelaran tersebut memberikan pesan-pesan terhadap nilai-nilai luhur yang patut diterapkan kembali dan mendorong adanya solusi terhadap berbagai persoalan yang terjadi yang mengancam keutuhan NKRI,” imbuhnya

Selain itu Turah Pemayun juga menyampaikan upaya tersebut sekaligus untuk melestarikan budaya warisan leluhur maupun membuat sejarah baru dengan menampilkan kreasi seni yang kreatif dan inovatif sehingga diterima oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Ia mengharapkan kegiatan tersebut mampu memberikan inspirasi kepada semua pihak dalam mewujudkan Indonesia yang penuh damai dan toleransi.

“Kami telah berupaya merangkul semua kompenen yang tidak membedakan latar belakang apapun untuk ikut terlibat menyiapkan acara ini dengan penuh ketulusan dan kesadaran dari masing-masing individu,” jelasnya.

Turah Pemayun berharap kegiatan tersebut mampu  memberikan contoh, inspirasi dan momentum untuk kebangkitkan nusantara, mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera dan sentosa.

“Kita berkomitmen dalam mewujudkan perdamaian tidak sebatas slogan atau wacana semata, namun mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, AA Gede Wedana Priti mengatakan kegiatan tersebut dibuka dengan pemukulan gong dan penerbangan sepasang burung Merpati. Hal itu diharapkan pesan baik kegiatan tersebut dapat tersebar dan sampai pada semua masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan itu juga Wedana mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung grlaran acara, baik pemerintah, tokoh masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung sejak 08.00 pagi tersebut diisi dengan pameran batu permata, kuliner maupun pameran barang dan jasa dari para sponsor.
Dalam acara tersebut diisi oleh penampilan dari Sanggar Bona Alit yang mementaskan sendratari kolosal “Gajahmada Pemersatu Nusantara”, Gandrung Banyuwangi, Gita Sadana Banyuwangi, Kecapi Suling Sunda, Agung Wirasutha, Ade Karang And The Stars, Joni Agung “Regee”, Rai Peni, dr. Nyoman Rudi Susanta, Ocha, Gus Franky Dayak Perform, Sanggar Pancet Langit dan Gek Ayu Rusmini Lokikawati. (ist)