Orangtua Jangan Remehkan Bullying! Ini Dampaknya pada Anak

(Baliekbis.com), Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya. Perundungan juga membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.

Meskipun ada berbagai jenis anak yang melakukan bully, mungkin akan tampak berbeda dengan korban bullying. Tidak hanya mereka telah diintimidasi, terkadang dengan kejam, tetapi mereka juga menindas orang lain. Kebanyakan orang akan berasumsi bahwa korban bullying justru memiliki empati terhadap orang lain dan tidak menyakiti mereka yang lebih lemah. Menjadi korban bullying tidaklah mudah untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Tak heran jika korban bullying seringkali menderita secara signifikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang akan dihadapi dari korban bullying.

Menderita Psikologis

Dibandingkan dengan jenis penindasan dan korban yang lebih pasif, korban penindasan mengalami lebih banyak tekanan emosional darpada jenis penindasan atau korban lainnya. Mereka juga lebih menderita karena kecemasan, depresi dan kesepian. Akibatnya, mereka berisiko lebih besar mengalami masalah emosional termasuk psikosis, penyalahgunaan zat berbahaya, dan gangguan kepribadian antisosial.

Masalah dengan Sekolah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelaku intimidasi yang juga menjadi korban perundungan cenderung merasa tidak aman di sekolah. Mereka juga lebih cenderung merasumsi bahwa mereka tidak cocok untuk pergi kesekolah itu. Mereka juga kurang terlibat dalam studi mereka karena kekacauan emosional yang mereka alami baik sebagai korban.

Emosi

Seringkali, korban penindasan mungkin secara tidak sengaja mendorong anak-anak untuk menindas mereka lagi karena mereka berekasi secara intens terhadap pemanggilan nama, perilaku mengancam, dan konflik dengan melampiaskannya. Karena mereka berjuang untuk mengelola emosi, mengendalikan amarah dan mengalami frustasi, mereka seringkali cenderung dibully. Mereka kemudian berbalik dan menimbulkan rasa sakit pada orang lain dan siklus itu terus berulang.

Menanggapi Stres dengan Agresif

Karena anak-anak ini telah diitimidasi secara ekstinsif dan sering menanggapi secara agresif, para peneliti telah menemukan bahwa korban bully lebih mungkin membawa senjata dibandingkan dengan pelaku intimidasi lainnya. Terlebih lagi, anak-anak ini secara umum kurang percaya pada kebaikan orang lain dan tampak lebih tegang dalam hubungan mereka.

Secara keseluruhan, menjadi pelaku intimidasi dan korban bukanlah situasi yang mudah bagi seorang remaja. Terlebih bagi korban bullying mungkin mereka akan merasa sangat tertekan. (ist)