OJK dan Perbankan Bantu Pengungsi Rp 1 Miliar

(Baliekbis.com), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan di Bali menyerahkan bantuan Rp 1 miliar untuk pengungsi di Karangasem. Bantuan diserahkan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan diterima Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri di kantor Bupati setempat, Selasa (26/12).

Dalam kunjungannya selama dua hari sejak Senin (25/12) hingga Selasa (26/12), Wimboh meninjau langsung dan berinteraksi dengan Pemda Provinsi Bali, Kabupaten Karangasem dan Klungkung, pengusaha hotel dan pariwisata, industri perbankan serta  debitur UMKM. Kunjungan ini untuk mengidentifikasi kebutuhan perumusan kebijakan OJK terhadap dampak menggeliatnya Gunung Agung untuk penanganan debitur dan perbankan di wilayah Bali.

Wimboh Santoso.

Wimboh Santoso menyampaikan OJK sudah memiliki aturan menyikapi dampak atas kondisi daerah yang terdampak dari bencana alam. Kondisi di Bali memiliki karakteristik khusus akibat Gunung Agung baik yang berdampak langsung maupun tidak langsung. “OJK mengapresiasi upaya Pemda dan masyarakat di Bali yang telah menangani warga yang terdampak langsung khususnya dalam radius 10 km,” ujar Wimboh saat meninjau penampungan sekitar 1.200 warga di GOR Klungkung. OJK mengantisipasi dampak lanjutan karena banyak debitur yang tidak bisa kembali berusaha termasuk adanya travel warning sehingga kedatangan wisatawan berkurang.

Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta saat pertemuan dengan Ketua DK OJK juga menyampaikan upaya mengikis persepsi negatif seolah seluruh Bali terdampak erupsi Gunung Agung yang sering muncul di medsos. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri memaparkan dampak langsung dan tidak langsung untuk warga khususnya yang masuk dalam radius siaga sekitar 6-10 km.

Dalam pertemuan di Kantor Bupati Karangasem, Ketua DK OJK bertemu dengan warga, debitur dan pengusaha setempat yang mengharapkan adanya keringanan atas pokok dan/atau bunga. Perbankan akan merespon bentuk restrukturisasi ini sesuai dengan kondisi masing-masing bank termasuk melihat kondisi sebenarnya dari masing-masing debitur.

Perbankan di Bali seperti yang disampaikan pihak Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, BPD Bali, Bank Mantap dan Perbarindo melaporkan selama 3 bulan ini kondisi NPL masih terjaga. Namun terhadap debitur yang terdampak langsung beberapa bank telah melakukan restrukturisasi baik yang telah diatur dalam aturan internal bank dan/atau aturan OJK. “OJK antisipasi hal ini dengan kebijakan yang terukur menjaga ekonomi Bali agar kondusif terutama karena ketergantungan dari sektor pariwisata,” kata Wimboh.Dari pihak PHRI menyampaikan ada penurunan okupansi yang diperkirakan sekitar 20%.

Disampaikan juga siklus wisatawan dimana Januari- Maret masuk ke low season. OJK juga mendukung pemerintah mengkampanyekan bahwa Bali aman untuk dikunjungi untuk wisata atau seminar/pertemuan. “Saya mengimbau untuk tidak ragu memilih Bali sebagai tempat pertemuan baik yang berskala nasional maupun internasional,” ujar Wimboh. Dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Komisioner OJK menyerahkan bantuan senilai Rp1 miliar yang bersumber dari OJK, Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN. “Semoga ini dapat meringankan warga Karangasem yang masih harus bersabar mengingat masih belum tahu kapan musibah ini akan berakhir,” katanya. (ist)