Ogoh-ogoh Banjar Dualang Peguyangan Raih Nilai Tertinggi

(Baliekbis.com), Setelah menuntaskan penilaian ogoh-ogoh di empat Kecamatan yang berada di Kota Denpasar pada Jumat (9/3) lalu. Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan Kota Denpasar pada Senin (12/2) mengumumkan total 32 nominasi yang nantinya berhak atas uang pembinaan sebesar Rp. 10 Juta dipotong pajak. Adapun dari 182 ogoh-ogoh yang terdiri dari 48 peserta dari Kecamatan Denpasar Utara, 38 peserta dari Kecamatan Denpasar Barat, 38 peserta dari Kecamatan Denpasar Selatan dan 58 peserta dari Kecamatan Denpasar Timur yang mengikuti seleksi, Banjar Dualang, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara berhasil meraih nilai tertinggi dengan torehan nilai 91.

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram, didampingi Kabid Kebudayaan sekaligus Ketua Panitia, Made Wedana menjelaskan bahwa seluruh tahapan mulai dari pendaftaran, penilaian hingga pengumuman hasil penilaian telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Kini, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, Disbud Kota Denpasar mengumumkan 8 nominasi di masing-masing Kecamatan yang keseluruhanya berjumlah 32 ogoh-ogoh untuk Kota Denpasar. “Keseluruhan tahapan telah dilalui sesuai dengan prosedur, hasilnya sesuai dengan penilaian dewan juri di lapangan, dan tentunya tidak dapat diganggu gugat,” kata Mataram.

Lebih lanjut dijelaskan, ogoh-ogoh yang berbahan dasar ramah lingkungan ini nantinya akan diserahkan kembali ke Desa Pakraman masing-masing untuk mengatur jalanya perayaan malam pangerupukan. Sehingga, perayaan malam pangerupukan dalam rangka menyambut Nyepi Caka 1940 ini dapat berjalan dengan lancar ditambah tahun 2018 ini merupakan tahun politik. “Dinas Kebudayaan Kota Denpasar hanya melakukan penilaian nantinya setelah itu seluruh ogoh-ogoh akan dikembalikan ke Desa Pakraman,” jelasnya.

Mataram menambahkan, dari setiap kompetisi menang dan kalah adalah hal yang biasa. “Jadi bagi 32 nominasi ogoh-ogoh yang beruntung kami sampaikan selamat, dan sisanya yang belum beruntung harus besar hati dan terus berusaha di tahun depan dengan karya-karya kreatif sebagai bentuk pelestarian seni dan budaya Bali,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut Mataram turut menghimbau kepada peserta pawai ogoh-ogoh untuk tidak mengkonsumsi minuman keras dan alcohol sebelum atau saat mengarak ogoh-ogoh. Selain itu, pihaknya menekankan agar selesai diarak ogoh-ogoh tidak diletakan di jalan raya. “Karena nanti Nyepi bertepatan dengan Saraswati, maka ketertiban perlu dijaga, salah satunya dengan tidak meletakan ogoh-ogoh di pinggir jalan, melainkan langsung dipralina,” pungkasnya.

Berdasarkan data resmi Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, adapun peraih 8 besar yakni Denpasar Utara, Banjar Dualang (91), Banjar Sedana Merta (90.25), Mertagangga (89,375), Banjar Binoh Kelod (88,75), Banjar Ambengan (88,375), Banjar Tengah Ubung (87,25), Banjar Wangaya Klod (85,87), Banjar Gerenceng (84,62). Denpasar Barat, Banjar Abian Tegal (84,87), Banjar Alangkajeng Menak (83), Banjar Jematang (82,25), Banjar Suci (80,75), Banjar Tegal Agung (79), Banjar Pekandelan (78,87), Banjar Celagigendong (77,62) dan Banjar Gelogor (76,25).

Denpasar Selatan, Banjar Belong Sanur (84,62), Banjar Ambengan (83,25), Banjar Gelogor Carik (82,62), Banjar Gaduh (82,25), Banjar Pegok (80,75), Banjar Lantang Bejuh (80,5), Banjar Gulingan (79.87), Banjar Panti (79,50). Denpasar Timur, Banjar Abiankapas Klod (84,42), Banjar Tegal Kuwalon (83), Banjar Peken (82,28), Banjar Kalah Penatih (81,85), Banjar Meranggi (81,71), Banjar Yangbatu Kauh (81), Banjar Cerancam (80,71) dan Banjar Sima (79,85).

Sementara, Anggota ST. Eka Dharma Canti, Banjar Yangbatu Kauh, Komang Ari Waraspati mengatakan bahwa berdasarkan hasil penilaian dewan juri, ogoh-ogoh karya ST. Eka Dharma Canti berhasil meraih peringkat 6 untuk Kecamatan Denpasar Timur. Kendati demikian hal ini tidak serta merta harus disikapi secara berlebihan, melainkan terus berupaya berkreasi untuk mempertahankan prestasi. Selain itu, pihaknya turut mengapresiasi Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan yang secara berkesinambungan terus melaksanakan lomba ogoh-ogoh ini. “Jadi bukan juara yang terpenting, melainkan bagaimana kita tetap berkreasi untuk mempertahankan seni dan budaya Bali, yang senang jangan terlalu, yang belum beruntung masih ada waktu tahun depan untuk tetap berkreasi dan berinovasi, jadi tetap semangat,” pungkasnya. (ags)