Ny. Putri Koster Ajak Kaum Ibu Era Milenial Antisipasi Efek Buruk Kemajuan Teknologi

(Baliekbis.com), Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster mengajak para ibu pada era milenial ini lebih peduli dan antisipatif terutama dalam mengasuh sang buah hati.

“Sekarang ini era anak-anak milenial dengan segala kemajuan teknologi. Anak umur balita sudah pegang gadget. Namun orang tua harus juga bisa selangkah lebih maju, jangan berhenti belajar,” ujar Ny Putri Koster dalam talk show ‘Perempuan Bali Bicara : Peran Ibu di Era Milenial’ di studio Bali TV, Denpasar pada Kamis (12/12) pagi.

Seniman multitalenta yang akrab disapa Bunda ini melanjutkan, penguasaan akan teknologi akan memberikan gambaran akan langkah antisipatif terhadap efek buruk kemajuan teknologi digital, terutama pengaruh dunia maya. “Tidak perlu kita jago-jago amat, minimal tahu dan bisa lakukan pengawasan terhadap anak-anak kita. Untuk situs-situs yang tidak layak untuk anal di bawah umur misalnya,” kata seniman serba bisa ini.

Tak lupa, pendamping Orang Nomor Satu di Bali ini mengingatkan akan pentingnya kodrat utama seorang ibu di dalam rumah tangga, yakni selain mengasuh juga membentuk karakter anak-anak. ” Budi pekerti, etika, sopan santun jadi tugas para ibu untuk dibentuk dalam tumbuh kembang anak. Jangan malah jejali anak dengan obsesi orang tua, biarkan mereka berkembang sesuai dengan usianya,” sebutnya.

Sementara itu Ketua IGTKI Bali, Tjok Istri Mas Mingguwati dalam kesempatan yang sama menyebut,  bicara teknologi digital anak-anak sekarang banyak yang lebih pintar dari guru maupun orang tua. “Jadi kuncinya masalah komunikasi. Orang tua juga jangan jadi rada asyik dengan gawainya masing-masing. Anak-anak fokus di HP, ortu juga sama malah cekikikan sendiri dengan HP masing-masing. Ini yang harus disadari ortu,” ingatnya.

Orang tua pun diharapkan Tjok Mas bisa lebih paham bahwa pendidikan dasar di TK, berpokok pada pembentukan karakter anak. “Prinsipnya lebih sabar dan lebih banyak kasih sayang di sana, sebagai pondasi sebelum tingkat lebih lanjut. Untuk itu janganlah berharap anak di TK harus bisa baca, jangan dipaksakan seperti itu,” ucapnya. (ist)