Ngaturang Bhakti di Pura Agung Jagatnatha, Pamedek Dilarang Bawa Kantong Plastik

(Baliekbis.com), Serangkaian Hari Suci Saraswati yang diperingati umat se-Dharma setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung, Pemkot Denpasar  melaksanakan Puja dan Bhakti Saraswati yang dipusatkan di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, Sabtu (11/5). Hadir dalam kesempatan tersebut dan turut berbaur bersama pemedek yang hendak ngaturang bhakti, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Rangkaian Puja dan Bhakti Saraswati di Kota Denpasar berlangsung khidmat yang diawali dengan pengilen-ilen Tari Rejang Dewa, Tetabuhan Semarapegulingan, Kekidungan, Wayang lemah serta Tari Rejang Renteng. Seluruh rangkaian puja dan bhakti saraswati diakhiri dengan ngarga Tirta Saraswati dilanjutkan dengan persembayangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga, Griya Tegal Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut juga turut disosialisasikan Perwali Nomor 36 Taun 2018 tentang pengurangan plastik sekali pakai, sehingga para pemedek yang hendak bersembahyang di Pura Agung Jagatnatha tidak diperkenankan membawa plastik sebagai pembungkus canang maupun sarana tempat tirta.

Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara mengatakan bahwa momentum peringatan Hari Suci Saraswati ini tentunya wajib dimaknai bersama oleh seluruh umat se-Dharma dimanapun berada. Hal ini lantaran Hari Suci Saraswati diperingati sebagai piodalan Sang Hyang Aji Saraswati yang telah menganugrahkan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia.

Rai Iswara menambahkan, ilmu pengetahuan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Dimana, ilmu merupakan senjata dalam mengarungi kehidupan. Sehingga keberadaan ilmu pengetahuan menjadi penting bagi kehidupan manusia di alam semesta ini.

“Kami segenap jajaran Pemerintah Kota Denpasar mengucapkan selamat Hari Suci Saraswati bagi seluruh umat se-Dharma, semoga momentum hari suci ini dapat kita manfaatkan bersama sebagai ajang interospeksi diri dan meningkatkan sradha bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam prabhawanya sebagai Sang Hyang Aji Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan,” jelasnya.

Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara menjelaskan bahwa bhakti Saraswati ini secara rutin dilaksanakan sebagai ajang untuk menyampaikan rasa syukur atas ilmu pengetahuan yang kita miliki saat ini. Tentunya, seluruh pemedek dapat melaksanakan persembahyangan hingga malam hari dan dilanjutkan dengan Bhakti Banyu Pinaruh dan penyucian diri .

“Setalah ngarga tirta ini persembahyangan akan terus dilaksanaka hingga malam hari nanti dan berakhir saat pelaksanaan Banyu Pinaruh keesokan harinya, yakni pada Redite Paing Wuku Sinta yang identik sebagai hari penyucian diri,” ujar Raka Purwantara.

Sementara, salah seorang Pecalang, I Nyoman Suarjana mengatakan bahwa pemedek yang tangkil tidak lagi diperkenakan membawa plastik sebagai tempat canang dan sarana nunas tirta. Hal ini selain untuk menaati Perwali Nomor 36 Tahun 2018, juga untuk menghindari adanya sampah plastik di kawasan pura. “Iya untuk menghindari adanya sampah plastik yang tentunya dapat mencemari kesucian pura dan tidak enak dipandang, sehingga sebelum memasuki pura kita minta pemedek untuk mngumpulkan plastiknya,” kata Suarjana.

Untuk diketahui, selain di Pura Agung Jagatnatha Bhakti Saraswati juga dilaksanakan di Pura Agung Lokanatha, Lumintang yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Mas, Griya Siangan Balun. (ags)