Nenek Lentari Puluhan Tahun Terlantar di Rumah Kosong

(Baliekbis.com), Wayan Lentari (80) wanita lanjut usia menjalani kehidupan yang amat memilukan. Betapa tidak, di usia senjanya nenek ini pun harus rela tinggal di rumah tak layak huni, hingga terkesan ditelantarkan. Ketika media berkunjung ke rumahnya, Jumat (12/5) siang, nenek Lentari tengah berada di kamarnya. Ia tinggal di sebuah rumah diatas tanah milik Desa Pakraman Banyuning. Melihat kondisi rumah yang berada di pinggir pantai Lingkungan Kubujati, Kelurahan Banyuning ini memang terlihat tak layak huni. Genteng atap rumah itu sudah banyak pecah dan praktis jika hujan lantai rumah tersebut becek. Lalu, kayunya juga sudah termakan rayap, juga bau anyir nenyeruak dari dalam rumah itu lantaran setiap hari nenek Lentari harus kencing, dan BAB di dalam rumah tersebut. Pada bagian lainnya, tembok juga sudah mengalami keropos, ditambah kaca sebagai ventilasi uudara juga sudah banyak pecah sehingga angin laut begitu leluasa masuk ke rumah yang ditempati nenek Lentari. “Rumah ini pinjam, saya tak punya rumah,” kata Lentari dengan nada pelan. Informasi dihimpun, nenek Lentari dulunya menikah ke Desa Sangsit, Kecamatan Sawan. Namun, sejak suaminya meninggal dunia, wanita lansia itu memilih tinggal bersama anak keempatnya yakni, Wayan Parni (45).

Lantaran faktor umur, ia pun pikun dan seringkali kebingungan, hingga akhirnya nenek Lentari ini pun ditempatkan di sebuah bangunan yang letaknya menyendiri. Bangunan yang ditempati nenek malang ini pun berjarak tak jauh dari rumah anak keempatnya. Nenek Lentari sebenarnya memiliki lima anak. Dua anak laki dan tiga anak perempuan. Kedua anak lelakinya tinggal di Denpasar. Sedangkan ia memilih tinggal dengan anak nomor empat. Namun karena pikun hingga nenek ini kerap mengganggu keluarga anaknya, dan nenek ini pun ditempatkan khusus di bangunan milik Desa Adat Banyuning. “Setiap hari selalu dijenguk, dan dibawakan makanan oleh anak keempatnya. Hanya saja kondisinya tak terurus. Kasian sekali. Kalau malam sering nyanyi-nyanyi sendiri, mungkin karena depresi,” ujar salah seorang warga yang wanti-wanti namanya dikorankan. Sementara itu, Wayan Parni (45) anak keempat Lentari yang saat itu ikut mendampingi membenarkan jika ibunya tersebut tinggal menyendiri di rumah tak layak huni. Hal itu terpaksa ia lakukan karena ibunya tersebut menderita kebingungan sehingga dianggapnya sering mengganggu dirinya beraktivitas di rumahnya. “Ibu saya sudah bingung, sering menggangu di rumah. Kadang termos yang berisi air panas ia tuangkan, itu kan berbahaya,” terangnya.

Keseharian Parni berjualan di rumah, ia merasa khawatir jika pembeli nantinya tak nyaman oleh kelakuan ibunya. Berdasarkan alasan itu, Parni akhirnya menempatkan di rumah khusus biar bisa leluasa beraktivitas. “Sempat ada yang menyarankan agar dititip ke panti jompo, namun saya tak tahu caranya bagaimana agar bisa nitip di Panti jompo. Takutnya dikenakan biaya kalau nitip dipanti jompo, sedangkan saya tak punya biaya,” ujarnya polos. Rupanya, langkah yang dilakukan Wayan Parni membiarkan ibunya tinggal sendiri di rumah tak layak huni menjadi pergunjingan beberapa warga. Bahkan Lurah Banyuning Utara Nyoman Sutata sangat menyayangkan kondisi ini karena Nenek Lentari terkesan ditelantarkan. Saat ditemui di lokasi, Lurah Banyuning Nyoman Sutata mengatakan, bila pihaknya sudah dua kali mengingatkan kepada keluarga Wayan Parni agar Lentari tidak ditelantarkan. pihaknya pun berencana akan membongkar rumah tak layak huni tersebut agar tidak lagi dipergunakan sebagai tempat tinggal oleh nenek Lentari. Bahkan, Lurah Sutata pun sudah dua kali mengingatkan Wayan Parni agar ibunya jangan ditelantarkan. “Meskipun rutin diberikan makan oleh anaknya, namun karena membiarkan ibunya tinggal sendirian di tempat tak layak huni membuat kami prihatin, semestinya harus didampingi. Kalau tidak sempat merawat kan lebih bagus dititip di panti jompo,” tukasnya. Berdasarkan informasi, Dinas Sosial Kabupaten yang diwakili oleh Kasi Anak dan Lansia Niken Puji Tri Astuti turun ke lapangan meninjau kondisi Lentari. Dinsos Buleleng mendesak Wayan Parni segera menitipkan ibunya ke Panti Jompo agar mendapatkan tempat yang lebih layak dan terurus. Dinas Sosial pun berencana akan segera membawa nenek Lentari ke Panti Jompo. sambil menunggu ijin dari keluarganya, pihak Dinas Sosial yang dibantu Lurah Banyuning akan segera mempersiapkan administrasi yang menjadi persyaratan untuk tinggal dipanti Jompo. (bp)