‘NCPI Bali Great Sharing Session’, Agus Maha Usadha: Saatnya Berkolaborasi

(Baliekbis.com), Saatnya untuk berkolaborasi bersama dengan kompetisi yang sehat dalam mewujudkan ketahanan pariwisata Bali dalam mencari jalan mewujudkan pariwisata yang sesuai dengan konsep Tri Hita Karana yang inklusif. Sehingga dapat membawa peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Bali serta mempersiapkan dalam menghadapi perubahan dan tantangan ekonomi global ke depan.

Demikian diungkapkan Ketua NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali Agus Maha Usadha saat Diskusi NCPI Bali Great Sharing Session yang mengangkat tema “Tourism Development Trends in The Face of Global Economic Challenges”, Sabtu (28/1) di Kura Kura Bali Serangan Denpasar.

Diskusi yang berlangsung hangat, menghadirkan Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. sebagai keynote speaker. Diskusi yang dipandu Diah Suryandari menghadirkan pembicara Kepala Perwakilan BI Bali Trisno Nugroho, President of UID Bali Campus dan Kura Kura Bali Tantowi Yahya serta dihadiri puluhan tokoh dan pelaku pariwisata serta akademisi.

Agus Maha Usadha mengatakan pentingnya
integrated komitmen untuk bagaimana peluang mendesign pariwisata yang sustain untuk Bali dengan membatasi kunjungan wisatawan mancanegara di range 7-8 juta agar Bali agar wisatawan bisa menikmati liburannya dengan aman dan nyaman serta menyenangkan.

Terkait hal itu, NCPI Bali tertantang untuk segera mengkoordinasikan study lebih jauh berkoordinasi dengan stakeholder pariwisata, pemerintah, KADIN serta perguruan tinggi maupun dengan para profesional untuk membuat balance dan harmony atas kesepakatan landasan pariwisata yang akan ditempuh.

Serta bagaimana menggerakkan subsidi terukur dengan manfaat bagi pertanian organic sebagai salah satu potensi yang ada diluar bidang kesehatan dan pendidikan yg bisa digarap menyusul pariwisata yang berkelas internasional. Juga penting mewujudkan sinergi peran subsidi pemerintah dalam program nyata pengentasan kemiskinan.

“Termasuk partisipasi pariwisata sebagai sebuah tanggung jawab moril dari investasi Bali dimana bukan hanya membangun di Bali tapi bagaimana peran serta membangun Bali secara utuh guna terciptanya keseimbangan yang harmonis dalam mengimplementasikan Tri Hita Karana dengan nurani yang tulus,” ungkap Ketua NCPI Bali ini.

Dalam NCPI Bali Great Sharing Session tersebut terungkap munculnya berbagai peluang (ekonomi) bagi Bali ke depan dimana hal ini bisa menjadi kekuatan ekonomi besar kalau bisa “dijual”.

Dalam paparannya Dr. Mangku Pastika mengingatkan apapun yang dilakukan jangan keluar dari konsep Tri Hita Karana. “Sejak menjabat Gubernur Bali, saya selalu ingatkan itu, ‘Bangun Bali, bukan membangun di Bali’. Jangan sampai uangnya dibawa ke luar (capital flight),” ujar Mangku Pastika.

Dengan konsep Tri Hita Karana itu, diharapkan melahirkan pembangunan yang berkualitas, bermartabat, sustainable dan inklusif. “Jangan sampai rakyat tetap miskin dan ini tak boleh terjadi. Jangan hanya dinikmati hanya oleh orang-orang yang berbisnis di sini,” tegas Gubernur Bali 2008-2018 ini.

Diingatkan pula, pariwisata harus memperhatikan kondisi warga lokal. Sebab kalau pariwisata terlalu menitikberatkan kualitas harganya jadi mahal dan usaha lokal tak mampu bersaing sehingga mereka tetap miskin. Jadi harus bersama-sana agar warga Bali bisa sejahtera.

Di sisi lain, Mangku Pastika menegaskan, selain pariwisata, Bali memiliki kekuatan ekonomi yang besar seperti pertanian. Kalau ini dikelola secara terintegrasi maka hasilnya tak kalah dengan yang lain.

Dalam diskusi juga mengemuka perlu hati-hati ‘menjual’ Bali, apa yang mau dibangun harus jelas dan berkesinambungan. Agar nantinya tidak sampai terjadi kanibalisme, mematikan yang sudah ada. (ist)