“Multisectoral Partnership Prevention of Rabies Through One Health Approach in Bali”, Vaksinasi Massal Dinilai Cara Efektif Cegah Rabies

(Baliekbis.com), Selain perawatan dan kastrasi, langkah vaksinasi (massal) terhadap hewan penyebar rabies (anjing) dinilai paling efektif dalam mengendalikan kasus ini.

“Yang paling efektif adalah dengan memvaksin hewan peliharaan seperti anjing,” jelas Sub Regional Representative World Organisation for Animal Health se Asia Dr. Ronello C. Abila, Kamis (7/7) dalam acara “Multisectoral Partnership Prevention of Rabies Through One Health Approach in Bali” yang digelar IAKMI Bali di Sanur. Kegiatan ini dibuka Senior Advisor APCAT Prof. Tjandra Yoga Aditama.

Abila menambahkan pertemuan  multisektor ini sangat strategis untuk penguatan pencegahan rabies. “Adanya KTT G20 ini merupakan momentum yang baik agar kita terbebas rabies,” tambahnya. Selain vaksinasi, langkah lainnya yang dinilai bagus adalah  mengontrol kelahiran anjing seperti dengan cara kastrasi dan adanya tempat untuk penampungan anjing liar.

Director The Union Asia Pasific, Singapore and Board Tara Singh Bam menyampaikan konsep One Health dalam pengendalian rabies ini sangat cocok karena melibatkan berbagai pihak terkait. Menurutnya pencegahan rabies ini perlu kerja bersama sama, karena bukan hanya dari sisi kesehatan juga juga pihak lain yang perlu bersinergi. Ia juga sepakat pentingnya vaksin (massal) terhadap anjing yang dominan sebagai penular rabies. “Di India, vaksin massal anjing dilakukan dan terbukti sangat efektif,” tambahnya.

Tara maupun Abila sama-sama menyatakan tidak sepakat adanya langkah eliminasi terhadap anjing yang dianggap penyebar rabies. “Secara scientific ini tidak efektif, sebab akan ada anjing dari luar yang masuk,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Drh. Pebi Purwosuseno dari Kementerian Pertanian RI yang menegaskan penanganan rabies ini sudah dilakukan dengan pendekatan one health yang melibatkan berbagai pihak terkait. Ia setuju dengan langkah vaksin massal ini yang melibatkan pemerintah pusat juga pemerintah daerah.

Senior Advisor APCAT Prof. Tjandra Yoga

Sementara Senior Advisor APCAT Prof. Tjandra Yoga Aditama usai membuka acara tersebut mengatakan selain menanggulangi covid, masalah kesehatan lain menjadi sangat penting dan harus tetap dijaga. Jadi  kesehatan harus menjadi prioritas.

Terkait rabies menurutnya perlu ditangani dengan pendekatan one health dimana harus bersama penanganannya. One health tambah Prof. Tjandra berhubungan dengan kesehatan manusia, tanaman dan lingkungan. “Jadi dalam konteks rabies ini, bukan hewannya yang dibatasi, tapi bagaimana merawatnya agar sehat sehingga tidak membahayakan,” tegasnya. Prof. Tjandra mengakui dalam penanganan kasus rabies yang meningkat tahun ini, ketersediaan SDM memang masih terbatas.

Ketua IAKMI Bali Dr. Kerta Duana, SKM mengatakan One Health merupakan pendekatan global yang inovatif dengan tujuan memperkuat kolaborasi dan komunikasi di semua aspek terkait kesehatan yaitu manusia, hewan dan lingkungan. Pendekatan one heart digunakan sebagai upaya mitigasi mencegah dan mendeteksi penyakit baru yang muncul.

Komunikasi, koordinasi, kolaborasi, kontribusi dan kepatuhan adalah kunci untuk mencapai one health. Oleh sebab itu Asia Pasific Cities Alliance for Health and Development (APCAT) bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesmas Indonesia Pengda Bali dan Internasional Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union) menginisiasi kegiatan “Multisectoral Partnership Prevention of Rabies Through One Health Approach in Bali” ini dengan tujuan untuk membangun kolaborasi komitmen dan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pengendalian pencegahan rabies. (bas)