Mulai Oktober 2017, Tol Bali Mandara Terapkan Transaksi Elektronik

(Baliekbis.com), Mulai Oktober 2017, Tol Bali Mandara menerapkan  transaksi eleketronik atau non tunai bagi pengguna jalur tersebut. Berbagai persiapan telah dilakukan terkait rencana tersebut termasuk sinergi dengan perbankan. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim dalam jumpa pers, Selasa (8/8/2017) di Warung Bendega menyatakan pada prinsipnya pihaknya siap menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tersebut.

“Jalan Tol Bali Mandara siap menerapkan transaksi non tunai 100% karena sejak beroperasi seluruh gardu tol kita sudah bisa melayani transaksi non tunai 100%,” jelas Tito. Hanya saja, menurutnya suksesnya penerapan transaksi tol non tunai tidak tergantung pada pihaknya saja tetapi juga dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat serta pihak perbankan sebagai Issuer (penerbit) uang elektronik (UNIK).

Pihaknya juga akan melakukan survey dan sosialisasi penggunaan uang non tunai tersebut. Di Bali menurut Tito pengguna tol rata-rata baru 52 ribu per hari terdiri dari 54 persen mobil kecil roda empat, sepeda motor (45 persen) dan mobil besar (bus) hanya1 persen. Sedangkan yang menggunakan uang elektronik hanya 15 persen. ”Ini masih jauh. Jadi kita akan cari tahu kenapa masyakat belum mau gunakan uang elektronik ini,” tambahnya. Tito juga mengakui kalau uang elektronik itu diterapkan 100 persen, ada potensi sekitar 5 persen dari 15 persen pengguna tol selama ini tak masuk tol. Soal kesiapan SDM menurutnya dengan uang elektronik, pegawai yang tadinya nongkrong di gardu, selanjutnya cukup awasi beberapa gardu.

Tito Karim
Tito Karim

Bank Indonesia sendiri  secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada 14 Agustus 2014. Pencanangan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung GNNT. Pencanangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien. Sejalan dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT),

Dikutip dari data Bank Indonesia (BI), pada 2011, nilai transaksi uang elektronik mencapai lebih dari Rp 981 triliun. Meroket tajam pada 2016 menjadi Rp 7.063 triliun. Di awal kuartal pertama tahun ini saja sudah mencapai Rp 2.858 triliun. Dengan adanya uang elektronik (UNIK) ini  juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kelancaran transaksi tol agar dapat mengurai antrean pembayaran tol. “Kalau membayar dengan uang tunai butuh waktu sekitar 14 detik setiap transaksi sedangkan jika mengunakan uang elektronik cukup 2 detik saja. Cukup ditempel dan portal tol akan terbuka,” kata Tito. Untuk saat ini uang elektronik yang dapat digunakan di Jalan Tol Bali Mandara baru E-money, E-toll (Bank Mandiri), Brizzi (BRI), Tap cash (BNI), BPD Bali (BPD Bali) dan Blink (BTN).  Sedangkan Untuk Flazz (BCA) dan Mega Cash (Bank Mega) masih dalam proses pemasangan. Uji coba pemberlakuan transaksi non tunai 100% di Jalan tol bali mandara akan di berlakukan secara bertahap mulai September 2017 dan mulai Oktober 2017 diberlakukan untuk seluruh Gerbang Tol Bali Mandara. (bas)