Mudarta: Anak Muda Jangan Takut Jadi Pemimpin

(Baliekbis.com), Kesan selama ini pemegang sebuah jabatan harus orang yang berpengalaman dan memiliki modal kuat, ditepis tokoh politik I Made Mudarta,S.Sos.. Bahkan Ketua DPD Partai Demokrat Bali ini menegaskan anak muda yang terbatas pengalaman pun bisa memimpin dengan baik asal mau berjuang dan bekerja keras. “Yang menjadi pemimpin, tokoh politik atau pejabat pemerintahan sekarang ini dulunya kan bukan siapa-siapa. Mereka juga maju dengan minim pengalaman. Baru setelah menjabat atau jadi pemimpin bisa punya pengalaman,” tegas Mudarta saat ditemui Senin (31/7/2017) di kawasan Renon, Denpasar.

Sebagai tokoh politik Bali, Mudarta mengajak generasi muda, kaum muda untuk berani tampil sebagai pemimpin untuk memajukan daerah, maupun bangsa ini di tingkat yang lebih tinggi (nasional). Ia melihat banyak pemimpin lahir dari kalangan biasa dan tak memiliki banyak pengalaman sebelumnya. Hal itu terlihat bukan saja di Indonesia juga di luar negeri. “Coba lihat pejabat, tokoh atau pemimpin sekarang kan awalnya biasa-biasa saja, tak banyak pengalaman. Baru setelah memimpin punya pengalaman,” jelasnya. Memang kalau figur muda dibandingkan dengan pejabat seperti presiden misalnya, tentu mereka itu menang pengalaman karena sudah pernah menjabat cukup lama. “Tapi sebelum jadi presiden kan bukan siapa-siapa,” jelasnya. Ini bukan saja terjadi Indonesia juga di sebagian besar negara–negara besar lainnya. Bahkan dalam perkembangan sekarang, telah lahir pemimpin-pemimpin dari figure-figur muda.

Mudarta mencontohkan bupati, gubernur atau presiden, mereka awalnya tak banyak berpengalaman di bidangnya. Mereka lahir dari kalangan umum yang tak beda jauh dengan masyarakat lainnya. Namun karena berani tampil bisa seperti sekarang ini. “ Jadi tak perlu ragu apalagi takut untuk tampil. Mari maju tunjukkan kalau anak muda juga bisa menjadi pemimpin hebat meski belum memiliki pengalaman yang luas,” tegasnya lagi. Ia yakin kalau generasi muda mau tampil tidak akan kalah dengan tokoh-tokoh atau pemimpin yang ada sekarang. Dikatakan pengalaman itu memang penting, tapi tak harus punya pengalaman banyak baru tampil menjadi seorang pemimpin.

Ditanya apa Bali bisa melahirkan pemimpin muda (generasi muda), Mudarta dengan tegas mengatakan  banyak anak muda Bali yang mampu, cerdas dan bisa menjadi besar meski belum banyak pengalaman menjadi pemimpin. “Kita dari partai punya banyak kader-kader muda yang mampu dan punya kompetensi. Ini persoalan peluang dan kesempatan,” tambah Mudarta. Untuk itu Mudarta mengajak generasi muda sebagai penerus bangsa agar berani tampil ambil bagian dalam memajukan pembangunan, tentunya juga sebagai pemimpin. Meski diakui tantangannya cukup berat. Sebab di tengah ekonomi masyarakat yang berat saat ini, banyak tokoh yang telh lahir lebih dulu justru memanfaatkan kondisi ekonomi rakyat yang lagi berat ini untuk merebut simpati rakyat, seperti dengan berbagai bantuan. Bahkan tak sedikit yang mencari popularitas dan pencitraan dengan mengatasnamakan sosial kemanusiaan. “Seperti contohnya mereka membantu orang sakit dengan biaya Rp 1 juta ke rumah sakit, tapi kemudian mempublikasikan bantuannya dengan dana jauh lebih besar. Ini kan tidak tulus karena membantu untuk pencitraan politik,” tambahnya.

Soal suksesi pemimpin Bali 2019, Mudarta menegaskan ke depan diperlukan pemimpin yang bisa mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, biaya pendidikan yang mahal serta keterbatasan infrastruktur. Untuk itu Bali perlu figur dari kalangan pengusaha (entrepreneur) karena dinilai mampu menciptakan dunia usaha dan lapangan kerja sehingga akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Terkait figur dari kalangan pengusaha tersebut menurut Mudarta cukup banyak. Sekarang tinggal rakyat yang menentukan mau memilih pemimpinnya. Partai Demokrat sendiri saat ini masih terus mencari masukan di tengah masyarakat baik melalui kader-kadernya maupun survey. “Dari data di lapangan itu kita akan tahu siapa pemimpin yang diinginkan rakyat,” jelas Mudarta. DPD Partai Demokrat juga terus melakukan komunikasi dengan berbagai elemen termasuk parpol  agar nantinya Bali bisa menghasilkan pemimpin yang bisa memecahkan masalah-masalah yang masih ada. (bas)