Merawat Sungai, Togar: Ini Salah Satu Cara Ampuh Lestarikan Lingkungan

(Baliekbis.com), Penerapan Peraturan Walikota Denpasar No.36 Tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik memang belum maksimal bisa dilaksanakan warga. Terbukti tak sedikit sampah plastik masih mengotori tempat-tempat umum termasuk sungai-sungai di Denpasar, termasuk Tukad “Korea” yang membelah Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.

“Adanya terobosan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Denpasar menerjunkan Pasgap Biru siap siaga secara khusus di beberapa titik yang sering mengalami sumbatan karena sampah sangat tepat. Mirip langkah Ahok saat memimpin DKI Jakarta dulu,” ucap advokat senior murah senyum itu, Senin (18/3).

Menurut Togar, kalau ngurus sungai begitu serius, maka bisa dipastikan pemerintah bersangkutan juga akan serius pula mengurus hal lain dan ini sangat positif. “Bapak Rai Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar sama sungai saja sayang. Apalagi sama masyarakatnya. Merawat sungai, bagi saya adalah cara paling ampuh untuk mencegah sekaligus menyetop masyarakat membuang sampah ke sungai,” ungkapnya sembari menekankan butuh proses untuk mengubah kebiasaan warga.

Togar yang juga Caleg DPRD Bali Dapil Denpasar nomor urut 7 dari Partai Golkar ini mengaku salut kepada upaya dan keseriusan Dinas PU Denpasar di bawah komando Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta dalam merawat sungai. Prinsip Tri Hita Karana, terang Togar adalah kunci merawat lingkungan, khususnya di Denpasar.

Bila lingkungan bersih dan asri, maka secara otomatis masyarakat di dalamnya akan sehat. “Menjaga hubungan yang harmonis dengan alam, sesama manusia, dan Sang Pencipta. Intinya percuma kita setiap hari berdoa kepada Tuhan, namun masih buang sampah ke sungai. Tri Hita Karana menghendaki keharmonisan. Jadi manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa alam,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Togar mengaku dampak Peraturan Walikota Denpasar No.36 Tahun 2018 sangat nampak. Saat berbelanja di warung modern, Togar mengaku kini mulai terbiasa melihat warga yang membekali diri dengan tas belanjaan. “Semoga peraturan ini konsisten diterapkan. Tanpa plastik kualitas hidup kita sebagai warga Bali tentu akan semakin meningkat. Pelan tapi pasti, kita akan terbebas dari sampah plastik. Saya berdoa sungai-sungai bisa lestari dan bersih. Pasgap Biru memegang peranan penting untuk itu,” tegas Togar yang kini tengah menyelesaikan program doktor di Unud ini.

Sebagaimana diketahui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Denpasar, mempersiapkan tenaga khusus, yakni pasukan siaga atau “Pasgap Biru” untuk membersihkan tersumbatnya sejumlah sungai dan drainase di perkotaan. (tmc)