Merasa Senasib Pasca Erupsi Gunung Agung, Kelompok Masyarakat Besakih Bersatu Bantu Korban Gempa Lombok

(Baliekbis.com), Bencana gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu (6/8) malam menimbulkan duka mendalam. Tidak hanya bagi masyarakat Lombok tapi juga masyarakat Bali.

Bantuan kemanusiaan pun terus berdatangan dari Bali, salah satunya dilakukan kelompok masyarakat Karangasem yang tergabung dalam Besakih Bersatu, Senin (7/8). Ketua Besakih Bersatu I Wayan Suardana alias Yan Kambing didampingi istri Ni Putu Sriani yang juga anggota DPRD Karangasem mendatangi ratusan pengungsi yang ditampung di Lapangan Tanjung, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kehadiran mereka di lokasi bencana juga didampingi staf dari Dinas Sosial Provinsi NTB dan sersan kepala dari Kodim 1606 Lombok Barat. Paket sembako, makanan ringan, pakaian layak pakai langsung diserahkan Ketua Besakih Bersatu bersama istri pada ratusan pengungsi yang tampak benar-benar terpukul bencana alam yang hingga kini menelan ratusan korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka itu. “Kami sampaikan duka mendalam pada korban gempa di Lombok Utara. Duka mereka adalah duka kita semua, duka Indonesia,” kata Wayan Suardana yang akrab disapa Yan Kambing itu.

Ia bersama istri sebagai bagian kelompok masyarakat di Besakih, Karangasem mengaku tergerak untuk datang langsung membantu korban dan pengungsi bencana gempa ini sebab terdorong oleh perasaan simpati dan empati. Pihaknya pernah merasakan nasib dan penderitaan serupa ketika terjadi bencana erupsi Gunung Agung Karangasem akhir tahun 2017 lalu yang hingga kini juga belum benar-benar usai. “Kami pernah merasakan bagaimana perihnya jadi korban bencana erupsi dan harus mengungsi kemana-mana. Jadi kami bisa merasakan seperti apa penderitaan saudara-saudara kita di Lombok saat ini. Karenanya kami spontan tergerak ikut membantu,” kata pria asal Banjar Kedungdung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem itu.

Pihaknya pun berharap semakin banyak masyarakat Bali khususnya juga warga Karangasem yang ikut meringankan beban penderitaan pengungsi korban gempa Lombok ini. “Mari kita satukan kekuatan dan bantuan agar warga Lombok Utara bisa bangkit dari bencana. Seperti kami di Karangasem yang perlahan bisa lebih bersahabat dan siap dengan kondisi erupsi Gunung Agung,” pungkas pria yang juga anggota Ormas Laskar Bali itu. Sementara itu anggota DPRD Karangasem Ni Putu Sriani mengapresiasi kesigapan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam penanganan bencana ini. Pihaknya pun berharap para korban dapat tabah menghadapi bencana ini serta dapat segera bangkit.“Setiap bencana adalah ujian untuk membuat kita semakin kuat. Dan kami yakin warga Lombok Utara akan segera bangkit. Tentu juga perlu dukungan dan bantuan kita semua,” tandas Sriani.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho merilis data terbaru korban gempa 7 SR di Lombok. Sutopo menyebut, sebanyak 105 korban jiwa telah terdata saat ini.
“Semua terdata masih warga Indonesia, belum ada warga asing,” kata Sutopo dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Selasa (7/8) sebagaimana dirilis liputan6.com.
Terkait korban luka, data terbaru siang ini mencatat masih sama dengan data sebelumnya, yakni 236 orang. Jumlah pengungsi diperkirakan mencapai ribuan jiwa. “Jumlah ini masih terus diperbaharui terus, karena masih ada wilayah yang belum terjangkau aksesnya, listrik dan air sulit,” jelas Sutopo.

Seperti diberitakan gempa bumi hebat berkekuatan Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa yang terjadi tersebut merupakan gempa utama atas rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di kawasan Lombok, NTB. Gempa tersebut berpusat di darat. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 7. Epicentre gempa terletak pada koordinat 8,37 derajat LS dan 116,48 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat, pada lereng utara timur laut Gunug Rinjani pada jarak 18 km arah barat laut Kabupaten Lombok Timur NTB, pada kedalaman 15 km,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jl Angkasa, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/8) malam. (wbp)