Menkominfo Rudiantara Ajak Masyarakat Lawan Hoaks

(Baliekbis.com), Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengajak masyarakat untuk bersama-sama melawan hoaks atau berita bohong. “Mari bersama-sama kita lawan hoaks dan jangan mudah meneruskan informasi yang diperirakan tidak benar,” tegasnya saat menyampaikan orasi kebangsaaan di Halaman Balirung UGM, Rabu (14/8) sore.

Saat membawakan orasi bertema Berita Bohong (Hoaks) Merusak Kesatuan Bangsa Rudiantara menyebutkan bahwa perkembangan dunia digital bagaikan dua sisi pedang. Di satu sisi perkembangan dunia digital membawa dampak positif bagi masyarakat antara lain menurunkan tingkat kemiskinan, keenjangan serta gini rasio. Sebab ekonmi digital selalu berbasis shraing ekonomi, menumbuhkan enterpreneur baru dan lainnya.

“Banyak bermunculan startup yang lebih mendekati koperasi dengan sifat gotog royong didalamnya. Gotong-royong ini merupakan koor dari Pancasila,” sebutnya. Namun perkembangan dunia digital juga memiliki sisi negatif terutama berkaita dengan berita bohong atau hoaks. Bahkan berita yang bersifat mengadu domba.

“Sebenarnya hokas bukan karena memasuki era digital, ini sudah ada seja jaman dulu. Namun bukan berarti kita harus menerima hoaks,” tuturnya. Rudiantara mengatakan pemerintah mengambil sejumlah upaya untuk membatas penyebaran hoaks. Beberapa diantaranya dengan mengambil langkah membatasi akses,menutup fitur-fitur tertentu di dunia digital.

“Jadi kita batasi, yang dibatasi itu video dan gambar karena orang cenderung mudah tersulut emsoi jika menerima gambar. Bereda kalau teks, masyarakat akan membaca dan ada kesempatan untuk mencerna info yang diterima,” jelasnya. Dia menyebutkan saat ini ada sekitar 14 negara yang juga memiliki kebijakan melakukan penutupan akses informasi saat terjadi penyebaran berita hoaks. Sementara Indonesia memberlakukan pembatasan akses untuk kepentingan stabilitas negara.

Menurutnya hokas membawa dampak negatif yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Karenanya saat ini pemerintah melakukan upaya secara berjenjang dengan meningkatkan listerasi masyarakat sehingga mempunyai ketahanan terhadap infromasi yang diterima. Meskipun cara ini memerlukan waktu yang panjang dan biaya besar.

“Kita punya gerakan siber kreasi ada 100 organisasi yang setiap hari melakukan literasi,” ungkapnya. Disamping itu juga melakukan pengawasan isu di dunia maya dan penegakan hukum. Bahkan penting untuk memasukan pelajaran literasi di dunia pendidikan. Seperti halnya yang dilakukan di Skandinavia, masyarakatnya memiliki ketahanan terhadap hokas karena sejak dini telah diajarkan bagaiman mencerna informasi.

“Jangan biarkan jempol lebih cepat daripada pikiran, mari bersama-sama lawan hoaks,” tuturnya. Sementara Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam kesempatan itu turut mengajak masyarakat Indonesia untuk merajut kembali persatuan Indonesia yang dijiwai semangat peduli dan berbagi. Bergotong-royong tanpa membedakan suku, agama, serta golongan.

“Dengan kerja sama harapannya mamp mencapai prestasi bangsa Indonesia maju dan gemilang,” katanya. Untuk merajut kembali persatuan Indonesia, Sultan menyebutkan pentingnya untuk mengaktualisasila pancasila. Pancasila tidak hanya dilambungkan dalam gagasan semata, tetapi dibawa ke dunia nyata untuk merekatkan berbagai perbedaan.“Pancasila jangan hanya dijadikan mitos, tetapi ideologi praktis untuk merajut persatuan  bangsa di tengah tarikan globalisasi,” ucapnya. (ika)