Menko Luhut: Digitalisasi Cegah Korupsi, Gus Marhaen Hibahkan Maha Karya Spektakuler Museum Agung Mpu Kuturan

(Baliekbis.com), Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan melakukan digitalisasi mencegah praktik korupsi sehingga dapat memajukan pembangunan bangsa menuju Indonesia Maju 2045.

Demikian disampaikan dalam Pertemuan Terbatas secara Kekeluargaan menjelang sambut Tahun 2023 di Rumah Dewa Muka, Batubulan, Gianyar, Jumat (30/12).

Diskusi bertajuk “Ekonomi ke Depan Global, Nasional dan Bali” tersebut diselenggarakan Panitia Dewa Muka dengan moderator mantan Rektor Unud Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp PD-KE yang juga Ketua Forum Guru Besar Unud.

Acara itu juga dihadiri Alumnus UGM dan Cornell University Putu Suasta, Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih, Bupati Karangasem Periode 2005 – 2010 dan 2010 – 2015 I Wayan Geredeg, Ketua Yayasan Kepustakaan Bung Karno IB Darmika (Gus Marhaen), tokoh Gede Wirata, Putu Sudiartana dan Bendesa Batubulan.

Sementara Ketua Yayasan Kepustakaan Soekarno, IB Darmika Marhaen yang akrab dipanggil Gus Marhaen begitu serius cintanya terhadap negara, sampai maha karya spektakuler Museum Agung Mpu Kuturan dihibahkan kepada pemerintah.

“Maha karya itu dibuat untuk kepentingan bangsa.
Kunci kebudayaan itu adalah kita eling terhadap leluhur, salah satu dibangun adalah Museum Agung Empu Kuturan dihibahkan kepada pemerintah,” ujarnya.

Ditekankan, Bali diharapkan agar tetap komitmen menjaga budaya sebagai modal utamanya di dalam menjaga pariwisata.

Gus Marhaen mengatakan, bahwa Bung Karno pada waktu menghadiri acara Dewan-Dewan Gereja tentang Nabi Isa adalah pengembala yang terbaik.

Dimana hal itu menjadi penekanan Ketua Panitia acara mengatakan bahwa Nabi Isa adalah pengembala yang terbaik.

Untuk itu, Gus Marhaen juga mengungkapkan Bung Karno lebih menekankan bahwa Nabi Isa pengembala terbaik dengan judul “Revolusi Indonesia Paralel dengan Agama Kristen”. Penekanan tersebut disampaikan oleh Gus Marhaen.

Namun Menko Luhut tidak menanggapi persoalan agama. Luhut yang beragama Kristen memberikan dukungan untuk menata Pura Besakih. “Itulah cara kita yang penting berbuat baik,” pungkasnya. (ist)