Memaknai Kemerdekaan, AKUBANK Luncurkan Dua Program untuk Tingkatkan Kualitas SDM dan UMKM

(Baliekbis.com), Menggugat hakikat kemerdekaan kerap menjadi evaluasi di bulan Agustus. Memang, secara de jure, kemerdekaan ini tak perlu lagi dipertanyakan. Namun jauhnya kata sejahtera bagi sejumlah masyarakat kita, seolah tanda bahwa kita masih harus bekerja lebih keras lagi.

Kampus AKUBANK meyakini, bahwa kesejahteraan itu bisa diperoleh semua orang. Proses belajar yang tepat menjadi salah satu bagian penting untuk mencapainya. Itu sebabnya, tepat diperayaan Dies Natalis ke 6, kampus keuangan dan bisnis ini meluncurkan 2 program barunya.

Campuss Culture

Program pertama adalah Campuss Culture yang didefinisikan dalam 4 pilar, yakni Create An Impact(menciptakan dampak), Willingness To Learn (kemauan untuk belajar), Friendly to Everyone (ramah ke semua orang) dan Responsibility (Bertanggung jawab). Ini adalah budaya yang harus dimiliki oleh semua mahasiswa dan tim kerja di AKUBANK.

Bermula dari riset kecil saya ke sejumlah perusahaan yang saat ini tengah berkembang, dari wawancara para pendiri perusahaan ini ke media, menunjukkan bahwa mereka tidak lagi merekrut SDM yang hanya berbekal keterampilan semata, tapi juga memiliki filosofi untuk membuat perubahan yang nyata,” ujar Arif Rahman selaku Pimpinan Kampus dalam kata sambutannya, Senin (17/8).

Faktanya memang, dalam era industri 4.0 ini, kriteria rekrutmen sejumlah perusahaan mengalami pergeseran, bahwa tim kerja yang berkeinginan menjadi bagian dari solusi permasalahan, menjadi tren baru. Belum lagi dengan pergeseran cara kerja dan operasional yang dinamis, menjadikan budaya untuk haus pembelajaran menjadi vital. Sikap bertanggung jawab dan bisa menjadi orang yang menyenangkan, adalah pelengkap yang pas untuk menjadi talenta yang kuat.

Fasilitator untuk UMKM

Untuk program kedua yang secara bersamaan diluncurkan, adalah menjadi fasilitator bagi UMKM. Arif Rahman yang juga merupakan Koordinator Bali-NTB di Indonesia Brand Activists Network (IBAN), mensinergikan program AKUBANK melalui kegiatan organisasi tersebut. IBAN sendiri adalah jaringan independen bagi para penggiat merek lokal yang mendukung perkembangan UMKM di daerah.

“Ada 4 pondasi UMKM, yakni Awareness (pengenalan), Enabler (pengembangan), Channel (Pasar) dan Funding (Pendanaan). Tugas para anggota IBAN, bisa melalui 4 pendekatan ini, untuk mendampingi UMKM agar kualitas mereka semakin baik,” ujar Arto Biantoro selaku inisiator dalam pertemuan perdana komunitas ini tahun lalu.

Langkah kongkrit untuk mewujudkan program ini, maka AKUBANK meluncurkan ID.Founder, programpendampingan UMKM melalui sejumlah inisiatif, meliputi pelatihan dan pendampingan, sampai dengan interactive magazine yang mengupas profil dan perjalanan karir pendiri bisnis dan kreator tanah air, dari tahap ide sampai dampak kebermanfaatan yang mereka ciptakan. Konten dalam media ini bisa di akses melalui

Konten dalam media ini bisa di akses melalui www.idfounder.id, juga saluran media sosial lainnya dengan nama yang sama. Nantinya, akan terbit pula dalam format eMagazine bulanan yang bisa di akses gratis oleh para pemilik merek. Media ini, diharapkan bisa menjadi panggung untuk UMKM yang berhasil, dan menjadi role model untuk UMKM lainnya, agar strategi dan cara kesuksesan mereka dapat ditiru dan dipelajari.

Cracking Possibilities

Dalam proses peluncuran kedua program ini, juga menghadirkan 3 aktivis IBAN dalam sesi webminar. Mereka adalah para pebisnis yang telah berpengalaman dalam mendirikan merek lokal produk sendiri. Yang pertama adalah Meika Hazim, pendiri Cokelat nDalem, usaha olahan coklat dan menjadi salah satu oleh-oleh Jogjakarta yang khas. Wanita yang pernah menjadi Diajeng Jogjakarta tahun 2005 ini, juga pernah terlibat di Dagadu Djokdja, mantan penyiar TVRI Jogjakarta dan Public Relation di sebuah studio animasi terbesar di Indonesia, Infinite Frameworks Batam.

Aktvis kedua adalah Ardhi Setyo Putranto, pendiri Banana Queen, merek keripik pisang yang menasional. Bukan hanya dijual hingga ke luar negeri, bisnis ini juga dibangun dengan memberdayakan petani di daerahnya. Ardhi merupakan Juara “Sheel Live Wire” pada tahun 2014, “Heroes Among Us” versi majalah Hai tahun 2015, UKM Inspiratif versi majalah Nova pada tahun 2015.

Aktivis ketiga adalah Akbar Moujahid, adalah inisiator KIKUKINI, program yang mengangkat Payung Geulis ikon Kota Tasikmalaya agar tetap terjaga dan tidak punah. Akbar yang juga Founder Lestari Multi Kreasi ini berupaya memperkenalkan payung geulis ke seluruh dunia sebagai bagian budaya khas Indonesia. Program ini pun mendapat perhatian dalam acara Kick Andy beberapa waktu lalu. Bagaimana menjadikan warisan budaya sebagai gerakan, adalah strategi yang diceritakan Akbar pada kesempatan ini.

Peluncuran dua program ini, diharapkan bisa menjadi gerakan kongkrit bagi kualitas SDM dan perkembangan UMKM tanah air, dan menjadikan kemerdekaan Indonesia tak hanya simbolis, namun juga pemecah masalah yang substantif di masa depan. Dirgahayu NKRI, merdeka! (ist)