Mastercard Economics Institute: Pelonggaran Pembatasan Perjalanan dan Meningkatnya Permintaan Mendorong Bangkitnya Industri Perjalanan di Asia Pasifik pada Tahun 2022

(Baliekbis.com), Setelah masa sulit dalam dua tahun terakhir, penelitian baru dari Mastercard Economics Institute mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya sejak pandemi, pemesanan tiket pesawat untuk perjalanan bisnis dan liburan di seluruh dunia melampaui level sebelum pandemi, sementara pengeluaran untuk pelayaran, bus, dan kereta api meningkat di tahun ini, menandakan tonggak pemulihan industri perjalanan global1. Mencakup 37 pasar di seluruh dunia dan 9 pasar di Asia Pasifik, laporan Travel 2022: Trends and Transitions menyediakan wawasan penting tentang situasi industri perjalanan global di era pandemi Covid-19 setelah adanya vaksin, dan pelonggaran pembatasan aktivitas. Laporan ini membandingkan situasi industri perjalanan global saat ini dengan dua perubahan utama: level pra-pandemi pada tahun 2019, serta tren dari periode ketika pembatasan perbatasan mulai dilonggarkan, dan perjalanan internasional dibuka kembali di sebagian besar wilayah.

Berdasarkan analisis unik dari data perjalanan yang tersedia untuk umum2, serta aktivitas penjualan yang dikumpulkan dan dianonimkan di jaringan Mastercard3, laporan perjalanan tahunan ketiga dari Mastercard Economics Institute menggali elemen-elemen utama dari perjalanan para wisatawan. Hal ini termasuk hambatan yang mendorong pemulihan industri perjalanan, pertimbangan konsumen saat membuat keputusan pembelian yang terkait dengan perjalanan, serta tren ekonomi makro seperti inflasi, bekerja secara hybrid, risiko kesehatan, dan gangguan geopolitik yang dapat memengaruhi pemulihan sektor perjalanan.

Temuan utama hingga April 2022 untuk Asia Pasifik meliputi:

  • Pembukaan kembali perbatasan menempatkan Asia kembali pada peta wisata: Menurut analisis Mastercard Economics Institute, jika tren pemesanan tiket pesawat terus berlanjut seperti sekarang, diperkirakan 430 juta lebih banyak penumpang akan terbang di Asia Pasifik dibanding tahun lalu. Prospek industri perjalanan untuk kawasan ini menjanjikan, bahkan di pasar di seluruh kawasan Asia Utara dan Tiongkok daratan yang belum melonggarkan perbatasan, sebuah kondisi yang kemungkinan akan terjadi di seluruh Asia Pasifik dan dunia.
  • Peningkatan permintaan diperkirakan akan mendorong pemulihan sektor perjalanan: Setelah dua tahun hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada aktivitas perjalanan di kawasan Asia Pasifik, pelonggaran pembatasan perjalanan dan pembukaan kembali perbatasan telah memicu lonjakan permintaan untuk perjalanan inbound dan outbound di tahun 2022. Tren yang diamati di pasar di seluruh wilayah Asia Pasifik adalah konsumen mulai menggunakan tabungan mereka untuk melakukan perjalanan. Pada tahun 2022, perbatasan Australia dibuka, yang mengakibatkan keinginan bepergian secara mendadak. Pemesanan tiket pesawat dari Australia ke Indonesia, misalnya, melonjak hampir 200% pada tahun 2022, dan penerbangan ke Amerika Serikat meningkat lebih dari dua kali lipat.
  • Pengeluaran perjalanan lebih banyak untuk pengalaman4 daripada barang: Secara global, untuk sebagian besar tahun ini, turis internasional lebih banyak melakukan pengeluaran untuk mendapatkan pengalaman daripada membeli barang-barang saat berada di sebuah destinasi. Tren ini juga terlihat di Asia, di mana Singapura tercatat sebagai salah satu destinasi dengan pengeluaran wisatawan internasional tertinggi untuk pengalaman secara global, dengan peningkatan sebesar 60% dalam pengeluaran dari level sebelum pandemi hingga Maret 2022. Namun, pasar lain di seluruh kawasan Asia Pasifik mengungkapkan gambaran yang lebih beragam, dengan rendahnya pariwisata inbound yang terjadi di Indonesia dan Korea Selatan, yang perbatasannya dibuka pada bulan April 2022. Ini akan menjadi tren penting yang harus diperhatikan selama sisa tahun ini karena pembatasan perjalanan yang sedang berlangsung di seluruh kawasan secara bertahap mulai dicabut, dan wisatawan Asia Pasifik mulai berbelanja dan melakukan pengeluaran di luar negeri. 
  • Pilihan destinasi perjalanan dipengaruhi oleh pembatasan mobilitas: Sejak awal pandemi, tren mengungkapkan bahwa orang-orang lebih memilih destinasi perjalanan yang tidak terlalu rumit untuk dikunjungi di tengah persyaratan masuk dan karantina yang membingungkan, pembatasan perjalanan, dan prosedur tes. Dengan demikian, Amerika Serikat tetap menjadi pilihan paling populer bagi wisatawan Asia Pasifik, diikuti oleh Australia, Singapura, Inggris, dan Kanada. Namun, dalam beberapa bulan mendatang, tren ini kemungkinan akan beralih ke perjalanan antar wilayah seiring pelonggaran pembatasan dan perjalanan domestik kembali meningkat.
  • Biaya perjalanan tetap tinggi di seluruh kawasan karena gangguan rantai pasokan dan biaya operasional yang lebih tinggi: Defisit perjalanan yang dipicu oleh pandemi telah menambah beban biaya operasional untuk maskapai penerbangan dan industri transportasi yang lebih luas, mengakibatkan tingginya harga tiket pesawat untuk wisatawan di Asia Pasifik dibandingkan wisatawan global. Rata-rata harga tiket pesawat di Asia Pasifik tetap tinggi – lebih tinggi sekitar 11% di Australia dan 27% di Singapura dibandingkan tahun 2019 – karena adanya kendala dari sisi penawaran seperti lapangan kerja di bidang transportasi udara, yang terus berada di bawah level sebelum pandemi di seluruh kawasan Asia Pasifik.
  • Pengeluaran domestik mengambil momentum di seluruh industri transportasi yang terdampak: Dengan orang yang semakin bergantung pada moda transportasi domestik, terutama mobil, untuk mobilitas selama pandemi, pengeluaran untuk sewa mobil dan tol secara konsisten melampaui level 2019 selama dua tahun terakhir. Perjalanan domestik lewat jalur darat mengalami peningkatan permintaan yang tinggi di banyak pasar di Asia Pasifik di mana perjalanan darat tetap mempertahankan daya tariknya. Pengeluaran bahan bakar terus meningkat di Singapura, Hong Kong, Filipina, dan Australia, sementara transportasi umum dan jalur pelayaran juga menuju pemulihan, setelah sebelumya mengalami awal yang lambat karena pembatasan untuk perjalanan kelompok.

“Terlepas dari pemulihan yang tertunda, dan berbagai risiko seperti inflasi yang berdampak pada kebebasan dalam melakukan pengeluaran, para wisatawan di Asia Pasifik telah menunjukkan keinginan yang kuat untuk kembali melakukan perjalanan,” kata David Mann, Chief Economist, Asia Pacific and Middle East Africa of the Mastercard Economics Institute. “2022 akan menjadi tahun yang signifikan bagi industri perjalanan di Asia Pasifik. Ketika pembatasan perbatasan dilonggarkan, kami telah menyaksikan percepatan bangkitnya industri perjalanan yang menunjukkan alasan untuk tetap optimis, dengan kawasan Asia Pasifik yang siap untuk segera mengejar ketertinggalan dengan negara-negara seluruh dunia.”

Dukungan Komprehensif untuk Wisatawan & Sektor Pariwisata

Mastercard memberikan ketenangan pikiran, kenyamanan dan nilai bagi konsumen dan bisnis dari semua ukuran untuk menyambut bangkitnya industri perjalanan. Baik untuk perjalanan jarak dekat atau jauh, para konsumen, perusahaan, dan pemegang kartu T&E memiliki akses ke daftar program, platform, dan kemitraan yang terus bertambah. Mastercard Travel & Lifestyle Services menyediakan perencanaan perjalanan, penawaran, pemesanan, jaminan, dan layanan concierge 24/7. Saat berada di sebuah destinasi, Priceless.com memberi wisatawan akses ke pengalaman, keuntungan, dan penawaran sekali seumur hidup seperti Mastercard Travel Rewards. Selain itu, untuk wisatawan bisnis dengan skala kecil, Mastercard Easy Savings menawarkan diskon dan daya beli di penyedia layanan bisnis digital, restoran fine-dining, serta retailer dan hotel internasional.

Mastercard juga berkomitmen untuk membantu pemulihan sektor pariwisata global dan menyambut wisatawan melalui berbagai layanan, mulai dari analisis pasar dan wawasan data berfrekuensi tinggi yang membantu memahami perubahan tren konsumen, hingga solusi pemasaran dan strategi keterlibatan konsumen yang mendorong loyalitas merek dan memaksimalkan pemesanan.