Mas Sumatri: Bangun Karangasem dengan Tujuh “T”

(Baliekbis.com), Kabupaten Karangasem sebenarnya memiliki potensi besar yang tak kalah dengan kabupaten lainnya. Namun diakui kalau kabupaten paling timur pulau Bali ini masih tertinggal dibandingkan yang lain.

“Penduduk kami paling tinggi angka kemiskinannya, IPM-nya rendah. Padahal potensi Karangasem begitu besar, ada Gunung Agung, Pura Besakih dan lautnya yang kaya dan indah,” ujar Ketua DPD Partai NasDem Karangasem IGA Mas Sumatri, Minggu (7/4) malam usai acara Deklarasi Akbar Komando Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Wilayah Provinsi Bali Lap. Ngurah Rai Amlapura.

Acara deklarasi akbar yang berlangsung meriah dengan penampilan sejumlah kesenian itu dihadiri belasan ribu kader dan massa. Juga hadir Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Menteri LHK Siti Nurbaya, Ketua DPP Nasdem Wily Aditya, Ketua DPW NasDem Bali IB Oka Gunastawa dan tokoh dan kader NasDem se Bali.

Mas Sumatri yang juga Bupati Karangasem ini mengaku heran, kenapa wilayahnya yang begitu luas mencapai 84 ribu hektar dan jumlah penduduk sekitar 500 ribu serta didukung potensi yang begitu besar itu masih kalah dengan kabupaten lainnya. “Ini tentu ada sesuatu yang harus dicari penyebabnya,” ujarnya. Dalam deklarasi akbar itu, Mas Sumatri mematok kemenangan sedikitnya 80 persen untuk Jokowi.

Karena itu dalam kepemimpinannya sejak 2016, Mas Sumatri melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Salah satunya dengan pola pembangunan yang dikenal dengan “7 T” yang ia terapkan. Dengan pola 7 T diharapkan bisa memacu lebih cepat pertumbuhan Karangasem dan kesejahteraan masyarakatnya.

“Adapun pola 7 T itu yakni temukan, tentukan, tawarkan, terapan. Dan harus tepat janji, tepat mutu serta tepat sasaran,” ujarnya. Dan apa yang dilakukan mulai terlihat hasilnya, seperti kalau sebelumnya PAD Karangasem hanya sekitar Rp160 miliar, tahun ini meningkat signifikan Rp 270 miliar.

Padahal kondisi wilayah Karangasem belakangan ini tengah menghadapi tantangan yang tidak ringan yakni terjadinya erupsi Gunung Agung. “Tapi kami tetap optimis. Sebab Gunung Agung membawa berkah. Kalau tak ada material galian C dari limpahan gunung, bagaimana kita bisa membangun,” ujarnya mencontohkan. (bas)