Mario Blanco Prihatin, Banyak Peninggalan Purbakala “Rusak”

(Baliekbis.com), Pemerhati budaya Mario Blanco mengaku prihatin banyaknya peninggalan budaya yang rusak. Bahkan yang sangat menyedihkan terjadi pemugaran cagar budaya yang telah menghilangkan nilai sejarahnya dan keasliannya.

“Masuknya dana desa yang begitu besar ternyata berdampak dengan semakin hilangnya nilai sejarah benda-benda cagar budaya. Karena pemugaran yang dilakukan dengan memanfaatkan dana desa itu menjadikan cagar budaya yang berumur ratusan tahun jadi tak utuh, banyak bahan yang diganti tak sesuai dengan aslinya,” tegas Mario Blanco saat jumpa pers terkait kegiatan Promosi dan Galang Dana untuk Puri Anyar Kerambitan yang digelar Pegiat Budaya dan Diaspora lndonesia dalam ajang “Cultural Tourism Gallery” di Hotel Melia Bali, Nusa Dua, Sabtu (1/9). Turut pula hadir GM Hotel Melia Bali Eduardo Perera Castro dan dari Puri Kerambitan.

Mario mengatakan bantuan desa itu tak salah namun jangan sampai dimanfaatkan yang berdampak pada hilangnya nilai-nilai sejarah dan budaya. Ia melihat banyak pura dan cagar budaya dipugar dan diganti dengan model baru. Kalau sebelumnya bahannya bata merah lantas diganti dengan batu hitam. Padahal batu merah itu memiliki kekhasan dan daya tarik besar.

“Turis datang ke Bali bukan ingin melihat gedung-gedung besar dan mewah. Tetapi tertarik dengan keaslian benda-benda peninggalan zaman dulu,” ujar putra maestro pelukis Antonio Blanco ini. Mestinya tambah fotografer ini, dalam pemugaran itu bisa tetap di jaga dan dipertahankan apa yang ada agar tak hilang. “Jadi mestinya direnovasi bukan diganti. Banyak yang diganti desain dan bentuknya. Padahal di luar negeri warisan zaman dulu itu justru dilestarikan,” ujarnya.

Panitia “Cultural Tourism Gallery” Yohana Hardjadinata mengatakan Bali yang banyak didatangi wisatawan harus bisa menjaga budaya yang ada agar tak hilang. “Puri memiliki nilai peninggalan budaya yang luar biasa dan tak bisa diukur nilainya. Puri Kerambitan contohnya
yang banyak dikunjungi tokoh-tokoh besar seperti Raja Hussein, Mick Jagger dan tokoh terkenal lainnya,” jelasnya.

Sementara Direktur Eksekutif IDNU (Indonesian Diaspora Network United) Hamdan Hamedan mengatakan pihaknya akan terus berupaya bisa menjaga peninggalan cagar budaya sebab berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar. Banyak kunjungan wiaatawan untuk melihat situs-situs purbakala.

Acara “Cultural Tourism Gallery” yang berlangsung dua hari hingga Minggu (2/9) selain menampilkan seni tari dan pameran lukisan karya I Ketut Budiana dan Satya Cipta juga diisi dengan peragaan busana Tjok Abi dan Milo’s. Acara akan ditutup dengan Gala Dinner yang dimeriahkan di antaranya oleh Balawan, Indra Lesmana dan Anggis Devaki. (bas)