Maju DPD, Mangku Pastika Daftar ke KPU Bali

(Baliekbis.com), Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Selasa (10/7) sore mendaftar sebagai calon anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) ke KPU Bali diantar sejumlah tokoh, purnawirawan dan simpatisan. Rombongan Mangku Pastika diterima tiga Komisioner KPU Provinsi Bali yakni Kadek Wirati, Ni Wayan Widhiastini, dan Dr. Wayan Jondra. Pendaftaran Mangku Pastika di hari kedua ini merupakan yang kesembilan setelah sebelumnya delapan calon lainnya daftar ke KPU yakni Dr. Arya Wedakarna MWS, AA Gede Agung, Gede Ngurah Ambara Putra, I Nengah Wiratha, I Ketut Putra Ismaya Jaya, I Ketut Suwardiana, Ni Made Ayu Sriwathi dan Dewa Made Suamba Negara.

“Dari 23 yang lolos rekapitulasi faktual tentang dukungan, yang sudah daftar kembali sampai hari kedua 9 orang, 13 calon lainnya sudah mengkonfirmasi akan daftar di hari terakhir 11 Juli. Satu calon lainnya belum ada konfirmasi,” jelas Dr. Jondra usai menerima Mangku Pastika. Terkait pencalonan Mangku Pastika yang masih menjabat Gubernur Bali, menurut Jondra nantinya wajib melampirkan surat pengunduran diri sebagai gubernur.

Usai mendaftar, kepada wartawan Mangku Pastika mengatakan keikutsertaannya maju dalam pencalonan anggota DPD pada Pemilu 2019 agar dapat memperkuat jaringan para wakil rakyat di Senayan dan tokoh-tokoh Bali di tingkat nasional. “Saya berharap bisa membangun jaringan, mengoordinasikan teman-teman yang ada di DPR RI, dan kekuatan lainnya. Kalau DPD saja tidak cukup karena hanya sembilan orang dari 500 orang anggota DPR, itupun kalau kompak,” kata Pastika. Menurut dia, harus ada tokoh yang menjadi “primus inter pares” atau yang bisa mengoordinasikan para wakil rakyat yang berbeda partai dan kepentingan, termasuk juga para tokoh-tokoh Bali yang memegang posisi penting di Jakarta. “Jadi, bagaimana menghimpun kekuatan yang ada di tingkat nasional itu supaya perjuangannya tidak sendiri-sendiri,” ujarnya.

Di sisi lain, mantan Kapolda Bali ini berharap dengan maju sebagai DPD bisa bersama-sama mengawal Bali Mandara. “Jadi tagline-nya adalah ‘mengawal Bali Mandara’. Kita tahu cita-cita besar kita atau misi-misi besar kita adalah mewujudkan Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera dalam menghadapi tantangan ke depan. Di zaman globalisasi kita tidak bisa berdiri sendiri, harus memiliki hubungan nasional dan global agar Bali tetap eksis baik budaya, adat, maupun agama,” tegasnya. Soal perebutan suara, menurutnya yang penting semua berjalan dengan fair, baik dan dengan semangat menyama braya. Kualitas dan jaringan dalam nasional dan global juga menentukan. Network juga harus kuat. Bali itu sudah menjadi destinasi internasional, bukan hanya pariwisata tapi yang lain-lain.(bas)