Mahasiswa UGM Juara 3 Mahasiswa Berprestasi Nasional 2018

(Baliekbis.com), Hasil dari Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) resmi diumumkan hari Rabu (11/7) Angelo Abil Wijaya, mahasiswa Fakultas ISIPOL UGM berhasil meraih juara 3 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (pilmapres) Nasional tahun 2018. Ajang ini diselenggarakan oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Kota Solo. Kegiatan berlangsung selama empat hari pada tanggal 9-12 Juli 2018 diikuti 26 finalis yang terbagi dalam dua kategori yakni program sarjana dan program diploma. UGM mengirimkan 2 mahasiswa dalam dua kategori yakni Angelo Abil Wijaya di program sarjana dan Lutfiana Paseban Jati di program Diploma.

Angelo terpilih menjadi juara 3 nasional pilmapres program sarjana usai melewati serngakaian seleksi yang cukup panjang dan ketat. Sebelumnya dia harus berkompetsisi dengan 16 finalis lainnya dari berbagai universitas di Indonesia. Dalam pilmapres kali ini diikuti 252 mahasiswa yang terdiri dari 142 mahasiswa program sarjana dan 110 mahasiswa program diploma. “Dari jumlah tersebut selanjutnya disaring kembali melalui tahap seleksi awal sehingga terpilih 26 finalis meliputi 17 mahasiswa program sarjana dan 9 mahasiswa program diploma,” paparnya baru-baru ini.

Angelo menuturkan Pilmapres kali ini mengangkat tema Sumber Daya Manusia Yang Berdaya Saing Serta Berkarakter Yang Siap Memasuki Era Revolusi Indostri 4.0.  Dalam Pilmapres 2018 ini Angelo mengajukan gagasan dalam karya tulis ilmiah berjudul Optimalisasi Penyelenggaraan Kurikulum 2013 SMA Untuk Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Revolusi Industri Keempat.

Menurutnya pendidikan di Indonesia saat ini belum mampu memenuhi tuntutan revolusi Industri, terutama dalam aspek kurikulum sekolah menengah. Meskipun kurikulum 2013 untuk sekolah menengah telah disusun untuk menyiapkan lulusannya mampu menghadapi globalisasi dan tantangan di masa depan, namun masih diperlukan sejumlah penyesuaian kedepannya.

Misalnya, dalam metode pengajaran dan bahan kurikulum. Tantangan besar lainnya adalah masih banyak dijumpai adanya ketidaksiapan sekolah maupun guru dalam penerapan kurikulum 2013 ini.

Ia menawarkan pendekatan praktis yang bisa dijalankan melalui penerapan studi kasus, simulasi dalam memecahkan masalah, dan terus mengikuti perkembangan yang ada. Tidak hanya itu, pemerintah diharapkan bis abekerja ekstra dalam meningkatkan kesiapan guru dan sekolah dalam penerapan kurikulum 2013.

“Fasilitas sekolah dan koordinasi dengan lembaga pemerintah terkait juga mesti diperkuat,” kata mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2015 ini Angelo mengatakan bahwa menjadikan proses pendidikan sebagai proses pembelajaran yang sebenarnya dan platform untuk mempersiapkan generasi masa depan di era revolusi industri 4.0 merupakan hal yang cukup penting.  Menurutnya dengan perbaikan dalam pendidikan menjadi cara yang efektif untuk mempersiapkan generasi masa depan sehingga bisa merangkul revolusi industri 4.0.

Angelo merasa bersyukur terpilih menjadi mapres terbaik ke-3 nasional. Pencapaiannya ini tidak lepas dari kerja kerasnya serta dukungan para dosen pembimbing dan UGM. “Terima kasih untuk dukungan semua pihak yang telah mendukung saya hingga mencapai saat ini. Pencapaian ini bukanlah akhir dariperjuangan saya, tetapi awal untuk melakukan lebih banyak hal yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya. Angelo merupakan sosok yang kerap mendapatkan juara dan penghargaan tingkat nasional, regional, dan internasional. Beberapa diantaranya memenangkan program Write to China 2018, juara 1 dalam Indonesian Foreign Policy Review 2017, Outstanding Delegate Malaysian Model United Nations 2018, Best Delegate Chulalongkorn Model United Nations 2018, Most Diplomatic Award dalam ASEAN Foundation’s Model ASEAN Meeting 2017, Best Delegate Monsah Model United Nations 2017, Best Delegate United Nation Habitat Simulation 2017 dan lainnya.  (ika)